Jadi, sekitar 190 proyek yang selesai dan 80 proyek yang sedang konstruksi atau beroperasi sebagian.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat bahwa proyek strategis nasional (PSN) telah menyerap sebanyak 2,71 juta tenaga kerja secara langsung sepanjang periode 2016 hingga Desember 2023.

"Dari yang kami catat sejak tahun 2016 sampai 2023, ada sekitar 2,71 juta penyerapan tenaga kerja yang secara langsung terlibat di dalam PSN. Jadi, sekitar 190 proyek yang selesai dan 80 proyek yang sedang konstruksi atau beroperasi sebagian," kata Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan Kemenko Perekonomian Suroto dalam media briefing, di Jakarta, Rabu.

Sepanjang 2016 hingga 2023, pemerintah sudah merampungkan 190 PSN dengan total nilai mencapai Rp1.515,4 triliun. Selain itu, sebanyak 80 PSN dalam tahap konstruksi dan beroperasi sebagian.

Menurut data Kemenko Perekonomian, Pulau Jawa merupakan wilayah dengan serapan tenaga kerja tertinggi dari adanya pembangunan PSN, yakni 966.404 orang. PSN Pulau Sumatera juga termasuk wilayah yang banyak menyerap tenaga kerja mencapai 307.346 orang.

Selain penciptaan kesempatan kerja, Suroto menekankan bahwa pembangunan PSN juga memberikan dampak yang berganda (multiplier) terhadap pengembangan wilayah, terutama pada pendapatan tenaga kerja, output perekonomian daerah, dan nilai tambah industri.

Namun, dia mengingatkan, dampak yang optimal dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat dengan estimasi waktu 5 hingga 7 tahun setelah PSN selesai dibangun. Hal itu berdasarkan studi dampak model makro-ekonomi atas PSN yang dilakukan Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) bersama dengan Bappenas pada 2020.

Deputi Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo juga mengamini pernyataan Suroto.

Dia menambahkan bahwa dampak pembangunan PSN di semua wilayah memang tidak bisa langsung dirasakan dalam jangka waktu pendek.

Khusus untuk proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, Wahyu mengatakan pembangunan infrastruktur tersebut dapat secara langsung mendorong peningkatan perekonomian nasional dan daerah karena sudah terdapat permintaan yang tinggi dari masyarakat.

"Infrastruktur itu tidak bisa langsung jalan. Syukur-syukur kalau bisa langsung jalan seperti MRT. MRT bisa, kenapa? Karena demand-nya bukan main. Dan hasil kajian dari dampak terhadap MRT, 80-an persen masyarakat sangat mendukung MRT. Oleh karenanya, kita sekarang lagi mengerjakan MRT sampai ke utara Jakarta dan kita juga akan bangun yang east to west," kata Wahyu pula.
Baca juga: SMI dan WTR berkomitmen tuntaskan pembangunan PSN Jalan Tol Bocimi
Baca juga: Kemenko Perekonomian: Sebanyak 190 PSN selesai hingga Desember 2023

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024