Keuangan negara kita defisit akibat nilai impor handphone dan sejenisnya mencapai 1 miliar dolar AS. Bayangkan berapa besar uang kita tersedot ke luar negeri dengan hanya membeli handphone,"
Tanjungpinang (ANTARA News) - Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan impor telepon seluler sejak enam bulan terakhir mencapai 1 miliar dolar AS dan salah satu penyebab defisit keuangan negara.

"Keuangan negara kita defisit akibat nilai impor handphone dan sejenisnya mencapai 1 miliar dolar AS. Bayangkan berapa besar uang kita tersedot ke luar negeri dengan hanya membeli handphone," kata Mahendra Siregar, usai acara seminar Busines Gathering Indonesia Eximbank di Tanjungpinang, Kepri, Jumat.

Wamenkeu bahkan meminta masyarakat untuk menghentikan pembelian telepon seluler secara berlebihan. "Tidak usah beli handphone, cukup satu saja," ujarnya.

Mahendra juga mengatakan kondisi ekonomi global saat ini menyebabkan nilai ekspor Indonesia menurun karena harga berbagai komponen penunjang ekspor juga mengalami kenaikan.

"Saat ini masih belum bisa memprediksikan kapan kondisi ekonomi global seperti kenaikan suku bunga bank akan kembali normal lagi. Negara-negara dunia kini terpaksa menaikan nilai suku bunganya dan dampaknya semua komponen ekspor juga naik," kata Mahendra.

Mengenai Kepulauan Riau yang lebih banyak tergantung kepada produk impor, Wamenkeu menilai saatnya untuk mengurangi impor dan memaksimalkan produk dalam negeri.

"ini peluang bagi pengusaha lokal dan nasional untuk memenuhui kebutuhan masyarakat di Kepri yang ketergantungannya tinggi dengan barang impor," ujar Wamenkeu.

Seminar Business Gathering Indonesia Eximbank dengan tema "Mendorong Peningkatan Ekspor Nasional ditengah Perubahan Kekuatan Ekonomi Global" bertindak sebagai narasumber Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz, anggota Komisi XI Arif Budimanta serta Managing Director Indonesia Eximbank, Isnen Sutopo.

Dalam seminar itu terdapat sejumlah keluhan dari para pelaku usaha yang menyebutkan banyaknya kontrak kerja asing di Batam.

"Pada umumnya pengusaha lokal hanya dapat subkon kedua atau ke tiga dari kontraktor asing, kami harapkan pemerintah melakukan pengawasan ini serta membantu modal usaha agar pelaku usaha lokal bisa semakin berkembang," kata anggota Kadin Batam Bidang UKM, Andi Bola.(*)

Pewarta: Henky Mohari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013