Tel Aviv (ANTARA) - Sanksi Barat untuk sementara waktu telah mempersulit pertumbuhan perdagangan antara Rusia dan Israel, tetapi Moskow siap meningkatkan ekspor biji-bijian ke Israel, kata Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov kepada Sputnik.

"Israel adalah pembeli tradisional biji-bijian kami, meski kebijakan pembatasan ilegal oleh Barat pasti bakal berdampak pada arus komoditas global. Pertumbuhan perdagangan di antara kedua negara untuk sementara terhambat. Namun, Rusia terbuka untuk meningkatkan ekspor biji-bijian ke Israel, dan semuanya tergantung pada kesediaan Israel untuk bekerja sama," kata Viktorov.

Hubungan Israel-Rusia "tidak sedang baik-baik saja" di tengah konflik di Gaza yang terus meningkat, ujar Viktorov.

Dia menambahkan bahwa meski ada perbedaan pendapat saat ini, kedua negara berkomitmen untuk melanjutkan "dialog konstruktif dengan mempertimbangkan kepentingan nasional."

"Setelah 7 Oktober 2023, dua percakapan telepon telah dilakukan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada 16 Oktober dan 10 Desember. Kontak itu dipertahankan melalui dewan keamanan, kementerian pertahanan, dan departemen lain di kedua negara. Kami, para diplomat, terus aktif bekerja sama dengan rekan-rekan Israel di berbagai tingkatan," tambahnya.

Pada 7 Oktober, Hamas melancarkan serangan terhadap Israel dengan menerobos perbatasan, menyerang permukiman sipil dan pangkalan militer. Akibatnya, lebih dari 1.200 orang di Israel tewas dan sekitar 240 orang lainnya disandera.

Israel kemudian melancarkan serangan balasan, memblokade Gaza secara total, dan memulai serangan darat ke wilayah kantong Palestina itu untuk melenyapkan kelompok perlawanan Palestina Hamas dan menyelamatkan para sandera. Lebih dari 27.500 orang Palestina telah tewas di Jalur Gaza, kata otoritas setempat.

Pada 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Mayoritas warga Polandia tolak tunjangan sosial bagi pengungsi Ukraina
Baca juga: Putin "sangat terluka" oleh penolakan Barat, kata jurnalis AS

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024