Suasana di tengah samudera menjadi makin tegang setelah muncul notifikasi peringatan potensi gelombang setinggi 6 meter yang dikeluarkan BMKG.
Pulau Laut, Natuna (ANTARA) - Sepekan sebelum pelaksanaan Pemilu 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, mulai mendistribusikan logistik daerah terluar Indonesia, satu di antaranya ke Kecamatan Pulau Laut.

Untuk menuju ke wilayah ini, para pejuang demokrasi harus mengarungi lautan dekat dengan Laut Tiongkok Selatan yang terkenal ganas, dengan masa pelayaran sekitar 8 jam.

Kapal berlayar dari Pelabuhan Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga pada Kamis (8/2) malam.

Angin sepoi-sepoi membelai para petugas, seolah-olah merestui mereka membelah lautan menuju Pulau Laut.

Puluhan kotak logistik pemilu mulai dibongkar dari lori boks oleh para pekerja. Petugas KPU berulang kali memperingatkan kuli angkut untuk melakukan proses bongkar dan muat secara perlahan agar tidak rusak.

Meski dingin malam mulai menusuk, semburat senyum bahagia tampak terpancar di wajah mereka karena mendapat rezeki dari barang yang mereka bawa.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB, anak buah Kapal Sabuk 48 yang membawa logistik mulai melepaskan tali dari tambat dan kapal mulai berlayar.

Gelap malam yang menyelimuti lautan membuat suasana menjadi menyeramkan, lalu cerita ganasnya lautan mulai dibahas dalam perbincangan.

Alunan gelombang kecil sesekali menghantam kapal yang membuat perut para penumpang kapal menjadi mual.

Suasana di tengah samudera menjadi makin tegang setelah muncul notifikasi peringatan potensi gelombang setinggi 6 meter yang dikeluarkan BMKG.

Rasa takut mulai menghampiri, mengingat perjalanan masih 5 jam lagi. Namun, para petugas di kapal itu berusaha menenangkan diri demi terciptanya demokrasi di ujung negeri.

Beruntung laut tenang tetap menemani hingga menuju pagi. Sepertinya alam memang merestui.


Para pengabdi di ujung negeri

Sesampai di Pelabuhan Pulau Laut, logistik disambut dengan riang gembira oleh para pengabdi di ujung negeri, mulai dari Polri, TNI, serta pemangku kepentingan lainnya.

Mereka bahu-membahu untuk memantau dan mengawasi bongkar muat logistik.

Namun seperti biasa, sebelum dibongkar, para buruh dikumpulkan untuk diberikan pengetahuan cara menangani logistik pemilu.

Satu persatu buruh pelabuhan mulai mengeluarkan logistik dari dalam kapal, dengan perlahan mereka berjalan meniti anak tangga sambil memeluk logistik.

Semua sorot mata petugas fokus mengawasi logistik, agar tersusun rapi dan tidak rusak.

Sesekali kata "pelan-pelan" terdengar keluar dengan tegas dari mulut para petugas, bukan marah, melainkan hanya untuk mengingatkan para buruh agar tidak tergesa-gesa.

Dengan patuh para buruh menggendong logistik dan memasukkannya ke dalam mobil bak terbuka dan minibus.

Usai dimasukkan, logistik dibawa ke gudang PPK Pulau Laut, dengan perlahan minibus dan mobil bak terbuka membawa logistik.

"Dalam pengiriman logistik ke semua wilayah kami bekerja sama dengan Pelni Logistics, tujuannya agar logistik tiba dalam kondisi baik," ucap Ketua KPU Natuna Kusnaidi.

Selama perjalanan menuju ke gudang logistik PPK Pulau Laut, mata para petugas disuguhkan dengan pemandangan yang indah.

Pelabuhan panjang yang dilewati menyajikan indahnya terumbu karang yang terendah air hijau.

Pasir putih pantai dan hijau pohon kelapa yang terhampar rapi begitu membius rasa, membuat pikiran menjadi tenang.

Alam yang masih asri menghasilkan udara segar dan sejuk. Rasa lelah yang dirasa para petugas seketika hilang seperti terbawa angin.

Namun, hal tersebut tidak membuat mereka terlena. Dengan dibantu oleh petugas ujung negeri, kedua kendaraan pembawa logistik diawasi ketat.

Kata "pelan-pelan" kembali terdengar, sopir pun menurunkan kecepatan kendaraan karena medan yang akan dilewati cukup terjal.

Dengan perlahan, sopir pembawa logistik mengemudikan kendaraannya melewati jalan tanah yang berlubang dan membuat kendaraan jadi bergoyang.

Ketegangan kembali datang, para petugas takut logistik rusak, namun berkat kemahiran sopir, tantangan itu bisa ditaklukkan.

Tak lama berselang, akhirnya jalan aspal ditemukan, para petugas kembali tenang.

Mereka kembali disuguhkan dengan pemandangan alam yang masih asri, tumbuhan hijau tersusun di kiri kanan jalan, mata yang berat karena kurang istirahat kembali segar dan tubuh menjadi bugar.
 
Sejumlah petugas mengangkut logistik menuju Pulau Laut Natuna Kepri. ANTARA/ Muhammad Nurman



Aman

Akhirnya logistik tiba di Sekretariat PPK Pulau Laut tepat waktu. Para buruh kembali membongkar logistik dari atas mobil bak terbuka.

Mereka tetap kembali diingatkan untuk membawa logistik dengan perlahan.

Sebelum logistik dimasukkan ke gudang, para petugas mengecek kondisi gudang, guna melihat ruang dalam kondisi baik dan cocok untuk dijadikan tempat penyimpanan logistik.

"Oke," ucap seorang petugas. Satu per satu logistik pun mulai dibawa masuk oleh para buruh, mata petugas kembali fokus mengawasi pergerakan logistik.

Kata "alhamdulillah" mulai terdengar tanda logistik sudah berada di tempat yang aman.

Petugas merasa lega, senyum kebahagiaan terlihat di semua wajah, beban berat yang dipikul seketika lepas.

Guna memastikan logistik dalam kondisi aman, jendela gudang ditutup rapat, pintu pun dikunci dengan dua gembok.

"Kami turunkan satu orang untuk mengawasi logistik ke Pulau Laut. Selain itu, kepolisian juga menerjunkan personel untuk membantu mengawal logistik ke Pulau Luat," ucap Ketua Bawaslu Kabupaten Natuna Siswandi.

Foto bersama tidak lupa mereka lakukan sebagai bukti bahwa kerja sama terjalin dengan baik.


Jaringan Internet

Akan tetapi, perjuangan petugas demokrasi khususnya dari KPU dan jajaran belum berakhir.

Setelah logistik selesai disimpan, mereka mulai menyiapkan berkas laporan guna mengirimkannya ke KPU Pusat.

Namun, karena jaringan Internet di Pulau Laut kurang stabil, akhirnya pekerjaan menjadi terhambat.

Meski demikian para petugas tidak patah semangat. Laporan tetap dikerjakan meski kegagalan mengunggah terus berulang.

Seraya bercerita, tangan mereka tidak lepas dari tombol "enter" untuk mengirim data berharap ketika di klik berkas terkirim.

Akhirnya setelah 5 jam terus melakukan percobaan, berkas terkirim ke KPU Pusat.

Para pejuang demokrasi itu tentu berharap koneksi Internet terus menjulurkan sinyal kuatnya agar tidak menghambat tugas penting bagi bangsa dan negara itu.
 

KPU Natuna sukses distribusikan logistik pemilu ke pulau terluar






 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024