saya berharap perayaan Imlek tahun ini akan membawa keberkahan
Samarinda (ANTARA) -
Komunitas Tionghoa di Samarinda, Kalimantan Timur, merayakan tahun baru Imlek 2575 Kongzili atau tahun baru China, Sabtu dengan berdoa bersama di Klenteng Tien Le Kong, di Jalan Yos Sudarso, depan Pelabuhan Samarinda.
 
"Tahun ini, umat Konghucu memasuki Tahun Naga Kayu, yang kami yakini sebagai tahun yang penuh keberuntungan dan kemakmuran," kata salah seorang warga Samarinda etnis Tionghoa yang mengikuti perayaan Imlek di Klenteng Tien Le Kong, Sui Ye Cin.
 
Di klenteng ini, para penganut agama Konghucu melakukan berbagai ritual untuk memohon doa dan berkat kepada Tuhan dan leluhur. Mereka juga membakar kertas-kertas yang berisi permintaan dan ucapan terima kasih kepada Tuhan.
 
"Tradisi minta doa di klenteng ini sudah saya lakukan sejak kecil," ucap warga etnis Tionghoa berusia 82 tahun itu kepada ANTARA.
 
Dikemukakannya, untuk pelaksanaan ibadah sebenarnya sudah dilakukan sejak pukul 00.00 Wita hari ini. Namun karena pada saat itu Samarinda diguyuri hujan deras, maka kegiatan sembahyang yang dilakukan umat Konghucu di Tien Le Kong Samarinda banyak didatangi pada siang hari.

Baca juga: 30 ribu porsi makanan vegetarian disediakan saat Imlek di Batam
Baca juga: Ketua Walubi Maluku jelaskan makna tahun naga kayu pada Imlek 2024
 
Sui Ye Cin menjelaskan bahwa di klenteng ini terdapat banyak dewa-dewa yang disembah oleh umat Konghucu. Ia mengaku percaya bahwa dewa-dewa tersebut akan membantunya dalam segala hal.
 
"Selain berdoa di klenteng, kami juga memiliki tradisi lain untuk merayakan Imlek, yaitu berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, untuk makan siang bersama hingga bercerita," katanya pula.
 
Ia menuturkan bahwa makanan khas yang biasa disajikan saat Imlek antara lain lumpia, soto, sate, lontong cap go meh dan lainnya.
 
"Saya berharap perayaan Imlek tahun ini akan membawa keberkahan dan kebahagiaan untuk pribadi dan keluarga," ungkapnya.
Pemuda etnis Tionghoa Samarinda, Jennifer (18), mengemukakan bahwa Imlek adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu. Selain mendapat angpau, ia juga bisa berkumpul dengan kerabat dan teman-teman yang jarang bertemu.
 
"Kami biasa berkumpul dengan kerabat yang lama tak bersua, terus makan-makan sama keluarga, bisa ketemu om-tante, sepupu, dan kakek-nenek. Pokoknya seru deh," tutur Jennifer.
 
Ia juga senang bisa mengadakan open house di rumahnya. Ia mengundang teman-temannya yang tidak sebatas etnis Tionghoa untuk datang dan bersenang-senang bersama. Mereka bisa hangout dan saling berbagi cerita.
 
Tak lupa, Jennifer juga menyebutkan makanan favoritnya saat Imlek. Menurutnya, makanan yang paling enak dan wajib ada di meja makan adalah babi guling. Ia juga menyukai lontong cap go meh dengan paduan lontong, sayur lodeh, opor ayam, dan sambal goreng ati.
 
Jennifer menganggap Imlek sebagai momen silaturahmi yang penting. Ia merasa bersyukur bisa merayakan Imlek dengan keluarga dan teman-temannya.
 
"Imlek itu bukan cuma soal angpau atau makanan. Tapi juga soal kebersamaan dan keharmonisan. Saya berdoa semoga Imlek ini bisa membawa damai dan sejahtera bagi kita semua. Gong xi fa cai!" pungkas Jennifer.

Baca juga: Jemaat Vihara Dharma Bhakti berharap pemilu berlangsung aman dan damai
Baca juga: Puan ajak warga sambut Imlek 2024 dengan kebersamaan dalam perbedaan

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024