Baghdad (ANTARA News) - Serangan-serangan di Irak menewaskan 11 orang, Senin, sementara seorang perwira tinggi militer selamat dari usaha pembunuhan, kata beberapa pejabat.

Kekerasan itu merupakan yang terakhir dari gelombang serangan terburuk di Irak sejak 2008 yang tahun ini telah menewaskan lebih dari 4.200 orang, lapor AFP.

Pemboman dan penembakan Senin umumnya berlangsung di sebelah utara Baghdad dan terjadi sehari setelah 60 orang tewas dalam serangan-serangan di beberapa penjuru Irak.

Dalam insiden paling mematikan Senin, ledakan bom pinggir jalan yang ditujukan pada patroli militer di kota Mosul, Irak utara, menewaskan empat prajurit, kata seorang letnan satu angkatan darat dan seorang dokter.

Juga di Mosul, penyerang bunuh diri meledakkan bomnya di sebuah tempat pemeriksaan militer, menewaskan satu prajurit dan melukai 10 lain, termasuk kepala intelijen angkatan darat provinsi itu, Brigjen Ismail al-Juburi, kata sejumlah pejabat.

Penembakan-penembakan lain di kota itu menewaskan dua orang.

Di Muqdadiyah sebelah utara Baghdad, militan menyerbu sebuah tempat suci Syiah dan menangkap satu keluarga. Mereka membunuh ayah dan anak laki-laki dalam keluarga itu sebelum membom tempat tersebut, kata sumber-sumber keamanan dan medis. Kedua korban bekerja di tempat suci itu.

Di kota wilayah selatan Basra, yang berpenduduk mayoritas Syiah, orang-orang bersenjata membunuh dua warga Sunni dalam serangan terpisah, kata beberapa sumber keamanan.

Kekerasan Senin itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Lebih dari 800 orang tewas dalam serangan-serangan selama Agustus, yang telah menjadi salah satu bulan paling mematikan di Irak.

Berdasarkan data yang dihimpun PBB dan pemerintah Irak, Juli merupakan bulan paling mematikan dalam lima tahun dengan jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang.

Jumlah kematian akibat serangan-serangan di Irak telah melampaui 4.200 orang sejak awal tahun ini.

Gelombang serangan di Irak meningkat sejak awal tahun ini, dan menurut laporan PBB, lebih dari 2.500 orang tewas dari April hingga Juni saja, jumlah tertinggi sejak 2008.

Jumlah kematian pada Maret mencapai 271, sementara sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013