CEO Buttonscarf Linda Anggrea mengatakan bahwa nama "Kimmonia" dipilih sebagai simbol dari perjuangan dan dedikasi para perempuan yang terlibat dalam kolaborasi ini hingga berhasil menciptakan produk yang luar biasa.
“Women empowerment itu suatu hal yang buat kita selalu punya energi, kita sesama perempuan bisa saling support dan kalo kita bersinergi untuk kolaborasi pasti “magical happens” itu kenapa kita angkat Kimmonia,” kata Linda saat Konferensi pers di Jakarta, Senin.
Keistimewaan produk kolaborasi ini terletak pada kemampuan untuk mempertahankan DNA unik dari masing-masing jenama. Misalnya, Buttonscarf dengan teknik laser cut dan Kami dengan kekhasan jahit tepi pada syal.
Baca juga: Mengulik koleksi terbaru dari Buttonscarves di JFW 2024
Baca juga: Titi DJ beri kejutan di runaway Benang Jarum x Buttonscarves JFW 2024
Founder Kami, Istafiana Candarini atau yang akrab disapa Irin, menambahkan bahwa koleksi ini juga menampilkan ciri khas Kami, seperti teknik pleats pada salah satu dress.
“Secara model baju juga dilihat ada ciri khas Kami yang sangat melekat, yaitu teknik pleats yang ada di salah satu dress (produk kolaborasi), dan ini adalah dress terlama yang kami produksi,” ujar Founder Kami, Irin.
Selain itu, produk kolaborasi ini juga merespons kebutuhan masyarakat, termasuk permintaan untuk pakaian yang ramah bagi ibu menyusui agar tetap tampil gaya. Ini juga menjadi bagian dari koleksi lengkap yang cocok untuk menyambut bulan Ramadhan.
Adapun, proses kolaborasi ini berawal dari persahabatan dan permintaan dari komunitas, yakni Kami People dan BS Lady, dan memakan waktu dua tahun sebelum akhirnya dapat diwujudkan dan dirilis ke pasaran.
Baca juga: Buttonscarves tampil di LFW dan buat gebrakan instalasi tas raksasa
Baca juga: Jenama fesyen KAMI buka toko baru di tengah pandemi
Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024