Nanjing (ANTARA) - Di sebuah stasiun penyimpanan energi di Kota Nanjing, China timur, total 88 cartridge baterai berwarna putih dengan kapasitas penyimpanan mencapai hampir 200.000 kilowatt-jam menyalurkan listrik ke jaringan kelistrikan kota tersebut.

"Ini setara dengan pembangkit listrik skala menengah, dan listrik yang dihasilkannya dalam satu jam dapat memenuhi konsumsi listrik 26.000 rumah tangga dalam satu hari," ujar Shi Shengdong, manajer jaringan kelistrikan setempat.

Stasiun penyimpanan berskala jaringan listrik di Nanjing itu menjadi lambang kemakmuran industri penyimpanan energi di China saat negara tersebut menjadikan industri emerging ini sebagai prioritas.

Fasilitas penyimpanan energi berfungsi untuk mengatasi ketidakstabilan penggunaan listrik di masa puncak dan terendah, dan yang lebih penting lagi, memfasilitasi pemanfaatan energi ramah lingkungan yang kian meningkat di negara tersebut di tengah upaya mereka untuk mencapai pembangunan rendah karbon.

Pembangkit listrik penyimpanan energi membantu meningkatkan tingkat pemanfaatan tenaga angin, tenaga surya, dan sumber terbarukan lainnya, sehingga meningkatkan proporsi konsumsi energi baru.

Pada paruh pertama 2023, kapasitas terpasang energi terbarukan di China melampaui pembangkit listrik tenaga batu bara untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Sementara itu, baterai yang menyimpan energi tetap dipertahankan untuk memastikan listrik yang dihasilkan dari sumber-sumber intermiten tersebut tersedia dan siap digunakan bila diperlukan.

Kapasitas terpasang penyimpanan energi jenis baru di negara itu telah mencapai 31,39 gigawatt per akhir 2023, dengan 22,6 gigawatt di antaranya baru dipasang pada tahun tersebut, yang hampir 10 kali lipat dibandingkan angka pada akhir 2020, menurut Administrasi Energi Nasional (National Energy Administration/NEA) China.

Pertumbuhan pesat itu dijamin oleh kemampuan manufaktur baterai China yang kuat. Tahun lalu, sebuah basis manufaktur listrik energi baru dan baterai penyimpanan energi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 30 GWh, yang dibangun oleh raksasa baterai China, Contemporary Amperex Technology Co., Ltd. (CATL), mulai beroperasi di Provinsi Guizhou.

Per 2025 mendatang, Guizhou bertekad membangun dirinya menjadi sebuah pusat penelitian, pengembangan, dan produksi penting bagi baterai dan material energi baru.

Baru-baru ini, China mengalami diversifikasi pengetahuan penyimpanan energi baru. Baterai litium-ion mencakup 97,4 persen dari kapasitas penyimpanan energi jenis baru China pada akhir 2023.

Selain baterai litium-ion, yang merupakan jenis dominan, model-model teknis seperti udara bertekanan, baterai liquid flow, dan penyimpanan flywheel sedang dikembangkan dengan cepat.

Sejak 2023, sejumlah proyek penyimpanan energi udara bertekanan (compressed air energy storage/CAES) dengan kapasitas 300 megawatt serta proyek baterai liquid flow berkapasitas 100 megawatt mulai dibangun. Teknologi-teknologi baru termasuk penyimpanan gravitasi, penyimpanan udara cair, dan penyimpanan karbon dioksida juga dikembangkan, ungkap NEA.

Selain itu, beberapa daerah setingkat provinsi meluncurkan sebuah model bisnis baru untuk meningkatkan industri penyimpanan energi, sehingga investor penyimpanan energi dapat memungut biaya sewa kapasitas dari pengguna yang menggunakan jaringan listrik.

Tahun lalu, Guangxi merampungkan transaksi perdagangan pertamanya pada saat puncak konsumsi listrik di sebuah jaringan listrik yang mencakup Guangdong, Guangxi, Yunnan, Guizhou, dan Hainan di China selatan dan barat daya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024