Buang-buang waktu untuk berdebat dengan Stephen, dia selalu berhasil memutar argumen."
Cambridge (ANTARA News/Reuters) - Stephen Hawking percaya kehidupan setelah kematian adalah sebuah dongeng belaka dan telah berjuang melawan kerusakan berlanjut tubuhnya sepanjang hidupnya, kata kosmolog Inggris itu kepada undangan yang menghadiri pemutaran perdana film dokumenter tentang kehidupannya.

Penulis buku laris "Brief History of Time" yang berusia 71 tahun itu, yang awal pekan ini mendukung hak pasien sekarat untuk mengakhiri hidup mereka berdasarkan prosedur pengamanan tertentu, tersebut telah didiagnosis menderita penyakit syarat motorik pada usia 21 tahun dan divonis hanya memiliki waktu dua sampai tiga tahun untuk hidup.

"Sepanjang hidup saya telah hidup dengan ancaman kematian dini, jadi saya benci membuang-buang waktu," kata Hawking yang Kamis malam (21/9) tersebut menggunakan kursi roda dan fasilitas komputer suara yang dikendalikan dengan otot wajah dan kedipan salah satu matanya.

Dalam film dokumenter "Hawking", fisikawan teoritis paling terkenal di dunia itu, mengatakan jika ia tidak takut mati, dan setelah penayangan perdana film dokumenternya mengatakan kepada penonton jika kehidupan setelah kematian adalah dongeng untuk orang-orang yang takut pada kegelapan.

"Saya pikir otak adalah seperti sebuah program dalam pikiran yang bekerja seperti komputer, sehingga secara teoritis mungkin dapat dilakukan untuk menyalin otak ke komputer yang akan memberikan bentuk kehidupan setelah kematian, namun hal ini jauh melampaui kemampuan kita," ujarnya.

Film dokumenter itu mengeksplorasi perjalanan seorang pemuda jenius dengan tulisan tangan tak terbaca yang menikmati kehidupan di Universitas Oxford sebelum sakit memicu kegilaan penemuan asal-usul alam semesta, yang dimulai saat meraih gelar pascasarjana di Universitas Cambridge. Ia telah mengejutkan dunia dengan pemikirannya.

Fisikawan teoritis Amerika Serikat, Kip Thorne, mengatakan bahwa sebelum penayangan perdana film dokumenter itu bahwa aplikasi Hawking muda untuk teori tentang kelahiran alam semesta dari matematika teknik menunjukkan hal yang sebelumnya belum mampu dibahas oleh siapapun juga.

"Ini begitu jauh melampaui apa yang orang lain telah mampu lakukan pada saat itu dan disampaikan dengan cara yang meyakinkan sehingga jelas ada sesuatu yang benar-benar menakjubkan tentang orang ini," kata Thorne, yang telah berteman dengan Hawking sejak 1960-an.

Film itu --yang ditulis dan dinarasikan oleh Hawking-- menunjukkan semangat seorang pria yang penyakitnya telah memaksanya untuk menemukan cara-cara guna menjaga salah satu pemikir terbesar dunia modern tidak terbungkam saat ia terus kehilangan kendali atas tubuhnya .

"Dia adalah orang yang paling keras kepala yang pernah saya temui," kata Thorne.

Film ini ditayangkan pada tahun yang sama dengan otobiografinya "Stephen Hawking: My Brief History (Sejarah Singkat Saya)" diluncurkan.

Adik perempuan Hawking, Maria, mengatakan dalam film itu bahwa kakaknya sangat kompetitif, ingin tahu tentang segala sesuatu dalam rumah tangga yang oleh teman-temannya digambarkan sebagai sangat akademis, dan menjelaskan bagaimana dia menerima hadiah rumah boneka ketika mereka masih anak-anak, yang oleh Stephen dilengkapi dengan pipa dan listrik .

Maria mengatakan bahwa hidup dengan kakaknya adalah menarik, dan kadang-kadang frustasi. "Buang-buang waktu untuk berdebat dengan Stephen, dia selalu berhasil memutar argumen," katanya.

Film itu menunjukkan perjalanan di tahun-tahun awal Hawking, yang diselingi dengan cuplikan dari hidupnya saat ini antara lain dalam konferensi, resepsi dan di kantor pascasarjana Universitas Cambridge dengan muridnya.

Fokus utama tetap pada usahanya untuk tetap bekerja. "Ini bukan seperti momen eureka," katanya dalam film.

"Saya tidak akan membandingkannya dengan seks, tetapi ini berlangsung lebih lama."

"Hawking" juga memungkinkan dunia mengetahui kehidupan keluarganya dengan istri pertama Jane dan ketiga anak mereka, perpecahan pernikahan mereka dan pernikahan berikutnya dengan salah satu perawatnya.

Jane muncul dalam film untuk menjelaskan bagaimana tekanan merawat anak-anak dan kondisi Hawking yang makin menuju kelumpuhan mengharuskan perawat bekerja penuh waktu di rumah mereka yang menghilangkan privasi.

Istri keduanya dan mantan perawatnya , Elaine Mason, tidak muncul dalam film , dan Hawking menggambarkan periode pernikahan mereka di 1995-2007 dengan beberapa foto dan deskripsi singkat.

Ini bukan penampilan pertama Hawking dalam dunia media populer. Buku "Brief History of Time" karyanya adalah buku laris. Dia juga telah menulis buku anak-anak dengan putrinya Lucy dan tampil di televisi termasuk dalam film "Star Trek", "The Simpsons" dan yang terbaru adalah film komedi "The Big Bang Theory".

Duduk dikursi rodanya dengan layar komputer terpasang di depannya, Hawking menyampaikan pikiran aktif dan rasa humornya kepada para penonton yang dinilai penting untuk kelangsungan hidupnya.

"Jika saya harus memilih untuk menjadi pahlawan super, maka saya akan memilih Superman. Saya akan senang untuk dapat melompat dari gedung ke gedung dan saya menyukai Margot Kidder yang berperan sebagai Lois Lane," demikian Hawking.
(Uu.G003/H-AK)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013