Saya ingat mereka berkata 'kalian telah membunuh rakyat kami di Somalia, kini waktunya kami membalas kalian"
Nairobi (ANTARA News) - Nahashon Mwangi sedang bekerja saat menerima panggilan telepon dari puteranya, yang memohon kepadanya untuk menolongnya dari ajalnya yang mendekat.

"Ayah, saya tertembak di leher dan tangan. Saya berdarah. Datanglah dan tolong saya," kata lelaki berusia  21 tahun itu memohon.

Mwangi mengatakan dia segera mencari dan memacu kendaraanya menuju Nairobi ke pusat perbelanjaaan Westgate di mana sekelompok orang bersenjata asal Somalia menduduki mal itu untuk membunuh pemilik toko dan karyawannya.

Terjebak macet di Nairobi sang ayah menelepon lagi anaknya. "Jangan telepon saya lagi," jawab anaknya. "Saya hanya ingin ayah menghindar dari sini. Jika mereka mendengar saya menelepon, mereka akan membunuh saya!"

"Butuh waktu satu jam bagi saya untuk menembus area itu," kata Mwangi. "Saya menangis dan memohon kepada polisi untuk menyelamatkan anak saya. Saya ingat menghardik seperti anak-anak, menangis dan menangis namun polisi tak mengizinkan saya lewat."

Kabar akhirnya datang lima jam kemudian manakala anaknya yang terluka itu itu ada di antara para korban yang dipindahkan dan diungsikan oleh pasukan keamanan yang menggeladah dari  toko ke toko.

Anaknya itu segera dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Aga Khan di Nairobi dan mendapat operasi bedah darurat.

"Saya berdoa semoga dia baik-baik saja," kata si ayah yang terguncang ini. "Mengapa orang-orang ini melakukan hal ini kepada kita?"

Korban lainnya, pekerja mal Zipporah Wanjiru, diselamatkan hidup-hidup namun dalam kondisi sangat terguncang.

"Mereka berbicara dalam bahasa yang tak saya mengerti," kata si wanita ini mengenai para penyerang. "Saya tak memahami apa pun, namun suara mereka menakutkan."

Wanjiru mengaku bersembunyi di bawah meja bersama lima orang rekan sesama karyawan.

"Mereka menembak tak pandang bulu, seperti dalam film saja melihat orang-orang berlumuran darah karena terjangan peluru," kata dia, diiringi tangisan. "Saya tak pernah menyaksikan hal seperti sepanjang hidup saya. Hanya Tuhan yang bisa mengobati saya dan negara kami."

Pelayan cafe Titus Alede mengaku adalah akibat keajaiban Tuhan dia bisa melarikan diri dari orang-orang bersenjata yang tengah mendekatinya.

"Saya sedang melayani seorang pembeli dan orang-orang ini datang.  Mereka tidak mengincar uang melainkan menembaki orang-orang tanpa bertanya apa-apa. Saya ingat mereka berkata 'kalian telah membunuh rakyat kami di  Somalia, kini waktunya kami membalas kalian," kenangnya.

Alede mempertaruhkan hidupnya dengan melompat dari lantai perama mal itu sembari merasakan kematian tengah mendekatinya.

"Ini mukjizat Tuhan," katanya mengenai kerberhasilannya menyelamatkan diri.

Korban selamat lainnya, Cecilia, bersembunyi di bawah mobil di area parkir dengan melalui malam dingin yang mencekam, sebelum diselamatkan tentara Kenya.

"Ketika kami mencoba berlaeri mereka menembak sehingga saya pun berlari ke besmen. Saya bersembungi di besmen di bawah sebuah mobil," kata dia.

"Ada seorang pemuda bersenjata dan dia sungguh menembaki kami yang berusaha keluar. Beberapa orang terluka dan beberapa bahkan meninggal dunia, oleh karena itu saya bersembunyi di bawah kendaraan."

Dia dikeluarkan dari mal itu dalam keadan terguncang dan gemetaran namun selamat, sekitar 20 jam kemudian, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013