PPH adalah instrumen sederhana untuk menilai situasi konsumsi pangan penduduk, baik jumlah maupun komposisi pangan menurut jenis pangan, yang dinyatakan dalam skor
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sukses menyabet tiga penghargaan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam upaya mendorong keanekaragaman dan keamanan pangan bagi masyarakat.

Ketiga penghargaan itu, yakni terbaik kategori Pelaksana Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, terbaik kategori Pelaksana Kegiatan Pengawasan Keamanan Pangan, serta juara tiga kategori Skor Pola Pangan Harapan.

Kegiatan penganekaragaman mendapatkan apresiasi, karena kami sangat intens dalam pembinaan produsen hingga pengenalan berbagai produk pangan lokal kepada konsumen, terutama generasi Z," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jateng Dyah Lukisari, saat dikonfirmasi, di Semarang, Minggu.

Baca juga: BRIN: Indonesia pusat keanekaragaman sukun dunia

Menurut dia, ketiga penghargaan itu menjadi bukti komitmen dan dedikasi Pemprov Jateng dalam mengimplementasikan program yang berfokus pada peningkatan keberagaman konsumsi pangan dan keamanan pangan

Pada 2023, kata dia, Dishanpan Jateng telah membina dan memfasilitasi sebanyak 18 kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pangan lokal, terutama produsen pangan lokal berbasis singkong.

Selain itu, kata dia, upaya juga digencarkan untuk mengenalkan mi mocaf kepada generasi Z, melalui program makan mi mocaf gratis di 49 kafe yang berada di empat kota / kabupaten di Jateng.

Dyah menyampaikan bahwa pengenalan penganekaragaman pangan lokal itu dinilai berhasil dengan diberikannya penghargaan capaian pola pangan harapan (PPH).

Ia menjelaskan, PPH adalah instrumen sederhana untuk menilai situasi konsumsi pangan penduduk, baik jumlah maupun komposisi pangan menurut jenis pangan, yang dinyatakan dalam skor.

Semakin tinggi skor PPH, lanjut dia, maka konsumsi pangan masyarakat semakin beragam dan bergizi seimbang.

Baca juga: NFA tekankan pentingnya keanekaragaman pangan demi ketahanan pangan

"Saat ini skor PPH Jawa Tengah adalah 94,2, lebih tinggi dari nasional 94,1. Dan Jawa Tengah adalah terbaik ketiga nasional," katanya.

Untuk pengawasan keamanan pangan, kata dia, Jateng juga dinilai unggul dalam melaksanakan pengawasan keamanan pangan distribusi lintas kabupaten/ kota, baik sebelum pangan beredar maupun di pasaran.

Pada 2023, Dishanpan mulai mengembangkan penjaminan mutu dan keamanan pangan produk curah di pasar rakyat melalui kegiatan Pasar Sehat Aman (Pas Aman).

Selain itu, kata dia, mengoptimalkan mobil laboratorium keliling yang diberikan Bapanas, dalam pengawasan keamanan pangan dan memberikan layanan izin edar pangan segar asal tumbuhan (PSAT), untuk pelaku usaha menengah dan besar.

Tak hanya Pemprov Jateng, tiga kabupaten/kota di Jateng juga mendapatkan penghargaan, yakni Kabupaten Wonosobo dinobatkan sebagai kabupaten dengan capaian skor pola pangan harapan terbaik kedua sebesar 99,15.

Kota Semarang Semarang meraih gelar sebagai pelaksana kegiatan pengawasan keamanan pangan terbaik dengan melakukan penerbitan 487 nomor registrasi produksi dalam negeri usaha kecil (PDUK) label putih dan secara rutin melakukan pengawasan keamanan pangan di pasar rakyat bersama kader pangan.

Sedangkan Kabupaten Demak memperoleh penghargaan sebagai Kabupaten/Kota Pembina Penerapan Standar Keamanan Pangan Terbaik karena komitmennya dalam mendampingi pelaku usaha memenuhi standar penanganan pangan yang baik, dan memenuhi regulasi terkait label pada kemasan pangan segar.

"Prestasi ini adalah hasil kerja sama antara seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Jawa Tengah. Harapan kami, ke depan program pembangunan ketahanan pangan terutama pada sisi penganekaragaman dan keamanan pangan, dapat terus meningkat," pungkas Dyah.

Baca juga: Peneliti: Pertanian monokultur jadikan agroekologi ringkih dan rentan

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024