Samarinda (ANTARA) -
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur(Kaltim), Jaya Mualimin mengungkapkan  kasus demam berdarah dengue (DBD) yang positif di daerah tersebut hingga saat ini tercatat 1.551 orang, dengan angka kematian tujuh orang
 
"Kalau kasus DBD di Kaltim per minggu sekali kami evaluasi. Saat ini jumlah kasus baru per 100.000 penduduk sebesar 40,68, dan persentase kematian dari jumlah kasus sebanyak 0,46," kata Jaya di Samarinda, Senin.

Jaya mengatakan bahwa kasus DBD tertinggi terjadi di Kabupaten Berau dengan 683 orang positif, diikuti oleh Kutai Kartanegara  512 orang positif serta di Kutai Barat dengan 218 orang positif, Paser dengan 200 orang positif dan empat kematian, Kutai Timur dengan 220 orang positif, serta Bontang dengan 86 orang positif dan satu kematian

"Berikutnya Samarinda dengan 203 orang positif dan satu kematian, Balikpapan dengan 84 orang positif, Penajam Paser Utara dengan 167 orang positif dan satu kematian, hingga Mahakam Ulu dengan empat orang positif," urainya.

Ia menambahkan bahwa dari tujuh orang yang meninggal akibat DBD, yang terjangkit adalah anak-anak. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan pencegahan dengan membersihkan lingkungan dari tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD.

"Kami juga terus melakukan fogging, pemasangan abate, dan penyuluhan kepada masyarakat. Kami berharap kasus DBD di Kaltim bisa terus menurun dan tidak ada lagi kematian," tuturnya.

Pihaknya juga bekerja sama dengan Biofarma  memfasilitasi vaksinasi DBD bagi 11.000 siswa berusia 6-12 tahun yang merupakan kelompok umur paling rentan terkena DBD dan berisiko kematian tinggi.

"Kami menggunakan vaksin yang terbaru, teknologinya dari Takeda Jepang, dan distributornya adalah Biofarma. Pemerintah sudah menganggarkan hampir Rp10 miliar untuk beli vaksin tahun lalu, dan tahun ini juga akan kita tingkatkan," ujar Jaya.

Ia menjelaskan, vaksinasi DBD bertujuan untuk meningkatkan imunitas atau daya kekebalan pada anak-anak, sehingga tidak muncul gejala berbahaya ketika digigit oleh nyamuk Aedes Aegypti, yang merupakan vektor DBD.

Selain vaksinasi, Dinkes Kaltim juga melakukan pengendalian vektor dengan melepaskan nyamuk Wolbachia, yang merupakan nyamuk Aedes Aegypti yang diberi bakteri Wolbachia, yang dapat menghambat penularan virus dengue.
Baca juga: Kemenkes temukan 35.694 kasus dengue di awal tahun 2023

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024