Jakarta (ANTARA News) - Artis Peggy Melati Sukma menggangap bahwa nasionalisme bagi anak-anak saat ini menjadi tanggung jawab generasi yang sekarang tengah memegang tampuk kebijakan. Dara bernama asli Raden Peggy Melati Purnama Dewi Sukma ini sangat prihatin dengan kondisi bangsa yang didera oleh `kemandegan`. "Masa depan bangsa ini ada di tangan generasi sekarang, kita yang bertanggung jawab. Ini bukan jargon dan slogan loh...ini fakta," kata Peggy, di Jakarta, Selasa. Peggy merasa prihatin dengan keadaan negeri yang dihantam berbagai macam persoalan krusial. Ia mencontohkan persoalan itu seperti masih maraknya perdagangan manusia, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, angka kemiskinan yang semakin tinggi, sistem pendidikan yang selalu bermasalah, angka kriminalitas tinggi dan lain sebagainya. Kemunduran bangsa saat ini, diyakini oleh Peggy sebagai akibat dari ulah-ulah pemegang kebijakan yang terdahulu. Parahnya, ujar Peggy, kemunduran yang dialami bangsa dan negara Indonesia saat ini juga melunturkan rasa memiliki bangsa atau rasa berbangga menjadi bagian dari sebuah `nation`. "Padahal, bangsa ini dulu kan gagah menguasai lautan lintas dagang dunia," katanya. Menurut artis yang terkenal karena akting cerewetnya ini, generasi pemegang kebijakan saat ini adalah penentu dan pemikul tanggung jawab terbesar dalam membentuk kebanggaan generasi muda akan bangsanya di masa mendatang. Kebanggaan bernegara, menurut Peggy, bisa diawali dengan menumbuhkan rasa bangga pada produk-produk nasional. Untuk itu, sektor produksi negara ini mestinya memperhatikan keunggulan kompetitif dari produk-produk yang dihasilkan. Kecenderungan perilaku bangsa ini, katanya, sering berkiblat pada produk-produk luar negeri, dan merasa minder dengan produksi buatan bangsa sendiri. "Sekarang produk nasional selalu tidak mendapat pasaran di dalam negeri sendiri. Merk lokal cenderung dianggap mahal untuk kualitas yang masih tanggung," ujarnya. Jadi, katanya, benang kusut permasalahan yang akan dihadapai generasi mendatang mesti dipecahkan mulai hari ini dengan membenahi segala sistem sebagai alat menuju perubahan yang lebih baik. Peggy mengandaikan, layaknya perubahan seperti menjahit sesuatu yang robek, benang kusut mesti diluruskan dulu. "Nanti, setelah generasi saat ini telah kelar mempersiapkan alat untuk memecahkan persoalan, tinggal generasi penerus yang menggunakan alat itu untuk mengatasi persoalan yang dihadapi satu per satu," ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006