Manokwari (ANTARA) - Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat telah menerima pengajuan bantuan biaya pendidikan tinggi tahun 2024 bagi mahasiswa dari tujuh kabupaten se-Papua Barat sekitar1.208 proposal.

Tujuh kabupaten itu yakni Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, dan Fakfak.

"Dokumennya sudah kami terima, tetapi realisasinya masih tunggu anggaran," kata Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Penyelenggara Tugas Pembantuan Dinas Pendidikan (Disdik) Papua Barat Sudjanti Kamat di Manokari, Rabu.

Dia menjelaskan bahwa penyaluran bantuan biaya pendidikan tinggi merupakan wujud komitmen pemerintah provinsi mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di Papua Barat.

Baca juga: Komisi X DPR salurkan PIP 41.930 siswa-mahasiswa Papua Barat Daya

Alokasi dana bantuan pendidikan tinggi untuk jenjang strata satu (S1) sebesar Rp10 juta, strata dua (S2) Rp20 juta, strata tiga (S3) Rp40 juta, dan pendidikan dokter umum Rp60 juta.

"Sifatnya bantuan pendidikan jadi mahasiswa hanya menerima sekali saja," ucap Sudjanti.

Menurut dia, pengajuan bantuan biaya pendidikan harus disertai surat aktif kuliah dari masing-masing kampus yang kemudian dibuktikan dengan data laporan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).

Verifikasi proposal yang diajukan tersebut agar penyaluran bantuan biaya pendidikan tinggi oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat tepat sasaran, sehingga mampu meringankan beban perkuliahan para mahasiswa.

Baca juga: Kemendikbudristek berikan beasiswa afirmasi untuk mahasiswa Papua

"Dokumen tersebut kami cek lagi. Syarat lainnya yaitu harus punya KTP elektronik Papua Barat dan NPWP," ucap Sudjanti.

Ia berharap mahasiswa asal Papua Barat yang menerima bantuan dana pendidikan dari pemerintah daerah dapat memberikan kontribusi melalui pengabdian setelah selesai menjalani proses perkuliahan di berbagai kampus di Indonesia.

Meskipun demikian, pemerintah daerah mengakui lapangan pekerjaan yang disediakan terkadang tidak sesuai dengan konsentrasi keilmuan yang ditekuni oleh masing-masing mahasiswa.

Baca juga: 61 putra-putri Papua terima beasiswa pendidikan Kemenag

"Sebenarnya mereka wajib kembali ke Papua Barat, tetapi kita tidak tahu ya takdir setiap orang beda-beda," kata Sudjanti.

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024