Selain keempat bahasa yang sudah punah, dikhawatirkan jumlah tersebut akan bertambah akibat berkurangnya jumlah penutur
Jayapura (ANTARA) - Widyabasa Madya pada Balai Bahasa di Papua Antonius Maturbongs mengatakan, penutur bahasa terbanyak di Tanah Papua adalah bahasa Dani di Provinsi Papua Pegunungan, dan bahasa Mee di Papua Tengah.

Memang benar dari hasil penelitian yang dilakukan Balai Bahasa di Papua terungkap kedua bahasa itu memiliki penutur lebih dari 1.000 orang. "Bahkan generasi mudanya masih dapat menuturkan bahasa tersebut," kata Antonius Maturbongs kepada ANTARA di Sentani, Kamis.

Dia menjelaskan, untuk bahasa Dani dan Mee memang penuturnya masih banyak, karena masyarakat menggunakan baik di lingkungan keluarga maupun saat berkumpul dengan masyarakat lainnya.

Karena masih sering digunakan dalam keseharian, maka menyebabkan penutur kedua bahasa itu terbanyak dibanding bahasa lainnya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Balai Bahasa Papua dari tahun 2006-2019, katanya, tercatat ada 428 bahasa di Tanah Papua yang tersebar di enam provinsi, namun jumlah penuturnya dikhawatirkan akan terus berkurang bila tidak segera ditangani dengan baik.

Sebagai contoh, saat dilakukan penelitian pada tahun 2010 di Kaimana Provinsi Papua Barat, ditemukan bahasa Air Matoa yang penuturnya tinggal satu orang dan sudah berusia lanjut.

Dikhawatirkan bahasa itu sudah punah seperti halnya tiga bahasa lainnya yang terlebih dahulu punah, yaitu bahasa Tandia di daerah Teluk Wondama Provinsi Papua Barat, dan bahasa Mapia di Kabupaten Supiori, serta bahasa Mawes di Kabupaten Sarmi, Papua.

"Selain keempat bahasa yang sudah punah, dikhawatirkan jumlah tersebut akan bertambah akibat berkurangnya jumlah penutur," kata Anton Maturbongs.

Pewarta: Evarukdijati
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024