Pihaknya menduga bahasa itu sudah punah akibat tidak adanya warga yang menjadi penuturnya
Jayapura (ANTARA) - Widyabasa Ahli Madya Balai Bahasa Papua Anthonius Maturbong mengakui dari hasil penelitian yang dilakukan ada empat bahasa di Tanah Papua yang sudah punah.

Empat bahasa yang punah yaitu bahasa Tandia di daerah Teluk Wondama dan bahasa Air Matoa di Kaimana, Provinsi Papua Barat serta bahasa Mapia di Kabupaten Supiori dan bahasa Mawes di Kabupaten Sarmi, kata Anthonius Maturbong di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu.

Diakui, dari keempat bahasa yang terakhir diduga punah yaitu bahasa Air Matoa di Kaimana karena saat penelitian dilakukan tahun 2010 hanya terdapat satu orang penutur dan usianya sudah sepuh.

Pihaknya menduga bahasa itu sudah punah akibat tidak adanya warga yang menjadi penuturnya.

Baca juga: Kamus bahasa daerah Ambai dan Tamer disusun Balai Bahasa Papua
Baca juga: Balai bahasa catat 414 bahasa daerah Papua


Selain empat bahasa yang punah, pihaknya juga menduga ada sejumlah bahasa juga akan mengalami hal serupa karena terus berkurang penuturnya.

"Kalaupun ada yang menuturkannya itupun sudah berusia lanjut," kata Anthon lalu mengakui, dari hasil penelitian terungkap bahasa yang hampir punah di antaranya bahasa Tobati, Nafri dan Skouw.

Saat ini Balai Bahasa berupaya bekerja sama dan mengajak pemerintah daerah di Tanah Papua untuk memasyarakatkan kembali bahasa daerah sehingga jumlah penuturnya makin meningkat.

"Pemda dan Pemkot se-Tanah Papua juga diminta aktif membuat regulasi guna memasukan bahasa daerah dalam pelajaran muatan lokal mulai PAUD hingga SLTA dan sederajat sekaligus menyediakan buku agar mereka lebih mudah mempelajarinya," harap Anthon Maturbong.

Tanah Papua meliputi Provinsi Papua, Papua Pegunungan, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Barat Daya.

Baca juga: 7 kampus di Sorong disiapkan Balai Bahasa Papua jadi berkelas dunia
Baca juga: Balai Bahasa Papua bantu warga PNG belajar bahasa Indonesia

 

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024