Jambi (ANTARA News) - Hingga September 2013, di Kabupaten Batanghari masih ditemukan dua kasus gizi buruk, jumlah itu jauh menurun jika dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 14 kasus.
 
Dua orang penderita gizi buruk yang ditemukan tahun 2013, yakni satu orang di Desa Senami dan satu lainnya di Desa Teluk, Kecamatan Pemayung, kata Kepala Bidang Perlindungan Dan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari Mukhsin saat ditanya, Rabu.

Sedangkan pada tahun lalu, yang paling banyak terkena gizi buruk adalah Kecamatan Muarosebo Ulu.

Ia menjelaskan, turun drastisnya angka penderita gizi buruk pada tahun ini berkat pola kerja sama yang baik antara Dinkes Batanghari dengan masyarakat.

Selama ini Dinkes selalu minta kepada masyarakat agar jika berat badan anak balitanya tidak bertambah dalam waktu dua bulan, segera dibawa atau melapor ke Posyandu.

Selain itu, kata Mukhsin, Dinkes batanghari juga terus mengintruksikan kepada Puskesmas agar memberikan penyuluhan kepada warga soal pentingnya kesehatan dan makanan bayi.

Ia mengatakan, bahwa sebagian besar munculnya kasus gizi buruk di daerahnya dikarenakan faktor ekonomi.

"Masalah gizi buruk selalu menjadi masalah besar bagi Pemkab Batanghari, salah satunya munculnya gizi buruk yang disebabkan oleh faktor ekonomi di kalangan masyarakat, khususnya di pedesaan," katanya.

Selain faktor ekonomi, juga dikarenakan kurangnya kebersihan atau sanitasi lingkungan serta perilaku orang tua yang juga bisa menjadi penyebab adanya warga yang terkena gizi buruk.

Mukhsin menjelaskan, sampai saat ini penderita gizi buruk sebagian besar adalah anak-anak, karena orangtua mereka kemungkinan memiliki berbagai masalah sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan gizi anak-anaknya.

"Hingga saat ini Dinkes Batanghari secara gencar terus melakukan penyuluhan ke masyarakat hingga ke pedesaan untuk mencegah munculnya kasus gizi buruk," katanya.

(KR-NF/E003)

Pewarta: Nurul Fahmy
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013