Jakarta (ANTARA News) - Kasus dugaan suap yang menjerat Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar berdampak pada ketidakpercayaan masyarakat terhadap MK sebagai lembaga hukum negara, kata pegiat antikorupsi Universitas Gadjah Mada (UGM), Oce Madril.

"Kasus ini adalah pukulan keras bagi MK, kredibilitas lembaga ini langsung hancur," kata  Direktur Advokasi Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM, Oce Madril saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, sebaiknya Akil mau berbesar hati untuk mengakui perbuatannya. Dia bahkan menyarankan agar Akil mau bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk ikut mengungkap kasus-kasus korupsi yang pernah terjadi di MK.

"Alangkah baiknya dia mengakui dan menjelaskan semuanya. Kalau dia tetap berkelit, kredibilitasnya akan tambah hancur," katanya.

Ia sangat menyayangkan adanya kasus ini. Menurut dia, kasus-kasus suap dan korupsi yang telah menimpa banyak pejabat selama ini seharusnya menjadi pelajaran untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dan tetap memegang prinsip sebagai pejabat yang bersih.

"Kenapa masih ada pejabat negara yang masih berani menerima suap seperti ini, padahal sebelumnya sudah ada contoh kasus Rudi Rubiandini," katanya.

Sementara, di tempat terpisah, Mantan Ketua MK Mahfud MD meminta Akil untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya. Menurut dia, inisiatif pengunduran diri tidak terkait dengan persoalan kode etik, melainkan lebih mengarah pada aspek moral pribadi.

"Saya senang kalau Pak Akil segera mengundurkan diri tanpa menunggu vonis dari pengadilan tentang kesalahannya. Memang sebaiknya mengundurkan diri secara jantan seperti yang pernah dilakukan Luthfi Hasan Ishaaq," katanya.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013