Kalau tahun lalu, kami tutup di Rp1,1 triliun, kalau naik 20 persen (yoy) akan tutup di Rp1,3 triliun.
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan penyedia alat berat dan alat konstruksi PT Intraco Penta Tbk (INTA) menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan pembiayaan (multifinance) sebagai upaya untuk mencapai target penjualan alat berat pada tahun 2024.

Director and Chief Financial Officer INTA Wilianto Febriansa menargetkan penjualan alat berat meningkat 20 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp1,3 triliun pada 2024, dibandingkan senilai Rp1,1 triliun pada 2023 lalu.

“Kalau tahun lalu, kami tutup di Rp1,1 triliun, kalau naik 20 persen (yoy) akan tutup di Rp1,3 triliun. Volume penjualannya alat berat sekitar 350 kurang lebih,” ujar Wilianto dalam Financing Partner Gathering, di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, target penjualan senilai Rp1,3 triliun pada tahun ini diupayakan semuanya melalui perusahaan pembiayaan, baik multifinance ataupun perbankan.

Sebelumnya, perseroan menggunakan dua channel penjualan yaitu cicilan melalui perusahaan pembiayaan atau cicilan langsung ke INTA.

“Kalau cicilan langsung hanya 12 bulan, sedangkan customer membutuhkan pembiayaan yang panjang, 24 bulan, 36 bulan tenornya,” ujar Wilianto.

Ia mengungkapkan, saat ini perseroan telah menjalin kerja sama dengan 30 perusahaan pembiayaan, baik leasing ataupun perbankan, dan akan terus membuka peluang kerja sama pada tahun ini.

Dalam kesempatan ini, Ia menyebut perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp50 miliar, yang akan digunakan untuk peremajaan alat berat yang disewakan dan pengembangan platform.

Dia menjelaskan, customer perseroan masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, kemudian diikuti perusahaan nikel, kehutanan pertambangan emas dan industri semen.

Dari sektor pertambangan, Direktur Utama INTA Petrus Halim menyebut para pengamat memprediksi harga batu bara baru akan naik pada akhir 2024, sehingga akan memperketat kompetisi penjualan alat berat.

Dari pertambangan nikel, harga nikel diprediksi masih mengalami tren penurunan, namun dengan terbitnya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) khususnya untuk tambang nikel, diharapkan permintaan nikel akan meningkat, yang berpotensi untuk penjualan alat berat pada kelas 20 dan 30 ton dan penjualan dump truck.
Baca juga: INTA luncurkan ERP Program baru untuk tingkatkan produktivitas bisnis
Baca juga: Intraco Penta targetkan penjualan alat berat naik 20 persen di 2024 

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024