London (ANTARA News) - Seorang milyader asal China Ni Zhaoxing mengatakan pada Kamis bahwa dia berencana membelanjakan sekitar Rp8,91 trilyun (810 milyar dolar AS) untuk membangun kembali Crystal Palace, sebuah bangunan besar berbahan kaca dan baja yang terletak di London.



Crystal Palace atau Istana Kaca pernah menjadi salah satu daya tarik ibu kota Inggris sebelum dihancurkan pada delapan dekade yang lalu.



Ni, yang merupakan direktur utama perusahaan investasi perumahan ZhongRong Group, berharap dapat membuat ulang istana dari abad 19 yang dahulunya merupakah bangunan terbesar di dunia yang terbuat dari kaca. Istana tersebut dihancurkan melalui pembakaran pada 1936.



Arsitektur Crystal Palace didesain pertama kali untuk menyambut acara Great Exhibition pada 1851. Pameran tersebut diadakan ketika Inggris ingin menunjukkan kejayaan kerajaan dan industrinya dihadapan negara Eropa lain.



Pada awalnya, Istana Kaca terletak di Hyde Park namun kemudian dipindah ke London selatan pada 1854. Ni ingin membangun replika di tempat tersebut dengan dimensi yang sama persis, yaitu dengan panjang sekitar 500 meter dan tinggi 50 meter.



"Ini adalah pekerjaan untuk mencipta ulang istana versi abad 21. Ini bukan merupakan nostalgia, ini adalah tindakan dengan visi ke depan dan kita dapat mengagumi kota London dengan bangunan berkelas dunia," kata Wali Kota London Boris Johnson kepada wartawan.



Saat ini, di area taman seluas 180 hektar yang akan dibangun Istana Kaca, menjadi tempat amphiteater yang pernah disinggahi oleh penyanyi Bob Marley. Selain itu juga berdiri bangunan pusat olah raga nasional dan musium yang mengoleksi tulang belulang dinosaurus.



Jika rencana kerja Ni mendapat izin dari Dewan Kota, maka hal tersebut dapat menjadi contoh lain tumbuhnya ketertarikan investor China untuk menanam modal di Inggris. Sebelumnya, sebuah perusahaan China menandatangani kesepakatan untuk mengubah Dermaga Royal Albert di London menjadi wilayah industri finansial ketiga.



"London dikenal di seluruh dunia karena sejarah dan kebudayaannya," kata Ni, yang mengaku terikat dengan Inggris melalui anaknya yang sekolah di negara tersebut dan mencintai kesenian Inggris.



"Proyek ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk mencipta ulang Crystal Palace dan mengembalikan kejayaan taman ini seperti semula," kata dia.



ZhongRong Group, yang mengatakan bahwa proyek ini akan menciptakan 2.000 lapangan kerja, akan mendapat keuntungan dengan menarik wisatawan dan menggunakan area itu untuk menggelar pameran internasional.



Para warga sekitar sebelumnya pernah menolak berbagai rencana untuk membangun ulang kawasan tersebut, termasuk di antaranya usulan untuk mendirikan gedung bioskop, pusat kebugaran, dan perumahan baru.



"Kami belum mengetahui detail proyek ini, padahal hal itu penting untuk mengetahui apakah rencana tersebut baik atau tidak," kata Arnanda Sciberra, kepala Asosiasi Warga Crystal Palace. Dia mengatakan bahwa usulan Ni bukan merupakan misi kultural melainkan hanya usaha untuk mencari keuntungan.



(Uu.G005)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013