Inikan teknologi Nature Based Solutions (NbS) ini baru, kita ingin melihat kita mengundang apa sih teknologi ini, apakah bisa diterapkan di Indonesia. Dan nampaknya kalau memang ada kebutuhan yang spesifik untuk recovery lingkungan kita kenapa enggak
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mempelajari strategi manajemen risiko bencana berbasis alam dari Belanda.  

Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Dasar Perkotaan dan Sumber Daya Air Kemenko Marves Lukijanto di Jakarta, Kamis, mengatakan saat ini pihaknya telah mendatangkan peneliti dari Belanda yang akan mempresentasikan penggunaan teknologi sebagai strategi manajemen risiko bencana, dan solusi berbasis alam atau Nature Based Solutions (NbS).

 

“Inikan teknologi Nature Based Solutions (NbS) ini baru, kita ingin melihat kita mengundang apa sih teknologi ini, apakah bisa diterapkan di Indonesia. Dan nampaknya kalau memang ada kebutuhan yang spesifik untuk recovery lingkungan kita kenapa enggak kita terapkan aja,” kata Lukijanto.

 

Bappenas bersama Kemenko Marves menggelar Workshop on Collaborative Pathways: Enhancing Water Disaster Resilient through Nature-Based Solutions bersama pemangku kepentingan lainnya dengan menghadirkan peneliti dari Belanda.

 

Lukijanto menuturkan dalam kegiatan tersebut Indonesia akan mendalami pembahasan tentang pendekatan, strategi, dan arah kebijakan dalam implementasi NbS untuk pengelolaan risiko bencana terkait air dan untuk menjelajahi bentuk-bentuk kolaborasi konkret antara Indonesia dan Belanda.

 

“Teknologinya ada dari Belanda oleh karenanya nanti dilihat aja di sini, mereka lagi mempresentasikan karena ini teknologinya masih baru. Kami juga belum mengetahui sejauh mana sih spesifikasinya dan efektifitas dari itu. Oleh karenanya ini peneliti langsung datang dari Belanda dan perwakilan dari Deltares,” kata Lukijanto.

 

Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Dasar Perkotaan dan Sumber Daya Air Kemenko Marves Lukijanto diwawancara di Jakarta, Kamis (29/2/2024). ANTARA/Harianto
 

Ia berharap upaya tersebut dapat mengatasi tantangan di daerah pesisir di mana penghidupan masyarakat sering bergantung pada lingkungan alam di sekitar mereka.

 

Selain itu, solusi yang ditawarkan dapat mendorong penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan, mendukung transisi dari energi tidak terbarukan ke energi terbarukan, dan memperkuat kerja sama dalam pengembangan infrastruktur hijau/biru seperti perlindungan pantai berbasis alam di pantai utara Jawa (PANTURA), Pulau Nusa Penida dan sekitarnya serta daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.

 

Kemudian dapat menjadi formulasi strategis untuk implementasi Infrastruktur Biru dengan Solusi Berbasis Alam (NbS) guna mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

 

Serta menjadi alternatif dan rencana yang disepakati untuk menyertakan NbS sebagai salah satu Konkrit Deliverables dalam Forum Air Dunia ke-10 (WWF) yang akan diselenggarakan pada Mei 2024 di Bali.

 

Dia mengatakan kolaborasi sangat penting dalam implementasi yang berhasil dari Solusi Berbasis Alam (NbS). Karena solusi-solusi ini secara intrinsik merupakan intra-pemerintah, menemukan formulasi strategis untuk implementasinya sangatlah penting.

 

Dengan mendorong kolaborasi dan mengembangkan strategi yang efektif untuk NbS, lanjut Lukijanto, Indonesia dapat menempatkan dirinya sebagai pemimpin dunia dalam bidang yang krusial ini.

 

“Diharapkan teknologi ini bisa dimanfaatkan, bisa diimplementasikan sepanjang memenuhi beberapa kriteria terhadap keinginan pemerintah Indonesia. Jadi ada lima ada biaya, teknologi, lingkungan dan sebagainya,” Lukijanto.
 

Direktur Van Oord Mr Peter van der Hulst diwawancara di Jakarta, Kamis (29/2/2024). ANTARA/Harianto
 

Di tempat yang sama, Direktur Van Oord Mr Peter van der Hulst mengatakan bahwa pihaknya sepenuhnya mendukung inisiatif Indonesia untuk mengintegrasikan solusi berbasis alam ke dalam rencana pembangunan menengah dan jangka panjangnya.

 

Menurut Peter Indonesia, sebagai kepulauan yang luas, memiliki potensi global untuk pembangunan pantai yang berkelanjutan, menjadikan implementasi NbS.

 

Peter mengaku siap berkontribusi secara signifikan dengan berbagi pengetahuan dan keahlian, mengambil peran utama dalam pengembangan proyek bersama pemerintah Indonesia dan memfasilitasi pengaturan keuangan untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.

 

“Dengan berkolaborasi, kami bertujuan untuk memperkuat dampak positif NbS, memastikan masa depan yang tangguh dan berkelanjutan untuk wilayah pantai Indonesia,” kata Peter.

Baca juga: MPR: Pemerintah harus aktif melakukan mitigasi bencana alam

Baca juga: BRIN ajak masyarakat dokumentasikan berbagai pengetahuan lokal

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024