Manila (ANTARA News) - China harus belajar "bermain sesuai dengan aturan" dan Filipina harus meningkatkan pertahanan untuk menjaga Laut China Selatan dari peningkatan perselisihan wilayah, kata dua mantan pejabat Amerika Serikat pada Jumat.

Filipina terus menuduh China secara agresif mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, bahkan sampai ke pantai tetangga, seperti, Filipina, sehingga meningkatkan ketegangan di kawasan Asia-Pasifik.

Saat berbicara di sela-sela forum keamanan laut di Manila, mantan Wakil Menteri Pertahanan AS Walter Slocombe menekankan bahwa tidak ada yang ingin melihat konfrontasi dengan wilayah teritori China.

"Kami (sekutu militer Filipina dan Amerika Serikat) harus menemukan cara untuk membela kepentingan dan kedaulatan kami, aturan hukum dan dalilnya adalah bahwa masalah seperti ini harus diselesaikan secara damai dan bukan oleh ancaman penggunaan kekuatan," katanya.

Dia memperingatkan tentang adanya bahaya nyata dari insiden yang terjadi dan menjadi sumber konflik yang jauh lebih besar.

Mantan komandan pasukan AS di Pasifik Dennis Blair menambahkan bahwa pihak terkait harus meyakinkan China bahwa karena melibatkan seluruh kawasan dan dunia dalam memecahkan masalah, ia harus bermain sesuai aturan, apakah aturan-aturan dalam bisnis, diplomasi atau kekuatan militer.

Kedua pria tersebut mengatakan mereka tidak bisa sepenuhnya menjelaskan mengapa China kini menekan klaim teritorial.

Ini bisa menjadi kasus nasionalisme manipulasi kepemimpinan, sebuah asumsi keliru bahwa Amerika Serikat menarik diri dari Asia, atau bahkan kepercayaan dari beberapa tokoh China penting bahwa "China harus menjalankan dunia", kata Slocombe.

Kegelisahan China telah menghasilkan reaksi negatif dan dalam waktu singkat, China membuat AS sangat populer di wilayah Pasifik Barat, tambah Slocombe, yang bertugas di Pentagon ketika Bill Clinton menjadi presiden AS.

Tapi, sementara Filipina mengandalkan Amerika Serikat untuk menghadapi China, Slocombe mengatakan Filipina juga harus melakukan upaya serius untuk mengembangkan "kemampuan minimum militernya".

"Filipina perlu melakukan analisis, strategis apa yang perlu dilakukan untuk pertahanan maritim," tambah Blair, komandan Pasifik Amerika Serikat pada tahun 1999--2002.

Hal ini akan mencakup program multi-tahunan untuk memperoleh senjata modern, pelatihan yang baik dan mengembangkan doktrin dan mekanisme militer, serta pengaturan dengan cara yang lebih efektif.

Program tersebut untuk Filipina buruk-bersenjata "tidak hanya akan mendukung hubungan dengan China, tetapi akan menemukan pasangan yang jauh lebih bersedia dan mampu dan siap dari sekutu perjanjiannya, Amerika Serikat", ia menambahkan.

Program tersebut untuk Angkatan Bersenjata Filipina yang masih buruk, yang tidak hanya akan mendukung hubungan dengan China, tetapi akan menemukan pasangan yang jauh lebih bersedia dan mampu dan siap untuk bersekutu, Amerika Serikat", tambahnya kepada AFP.

(S038/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013