Kami bisa saja memainkan salah satu pertandingan terhebat yang kami mainkan melawan satu sama lain di depan penonton yang memadati Dubai
Jakarta (ANTARA) - Petenis Rusia Andrey Rublev didiskualifikasi dalam turnamen ATP Dubai karena diduga menggunakan bahasa yang tidak pantas dalam kemarahannya kepada wasit garis, Jumat waktu setempat, sehingga memberi Alexander Bublik tempat di final.

Sebagian besar set penentuan didominasi oleh argumen antara Bublik dan wasit ketua Miriam Bley mengenai waktu untuk bola baru.

Namun, justru unggulan kedua Rublev yang kehilangan ketenangannya pada kedudukan 6-7(4/7), 7-6(7/5), 6-5, berteriak ke arah wasit garis, dan dituduh oleh wasit lain dia mengeluarkan ucapan sumpah serapah dalam bahasa Rusia.

Rublev bersikeras dia berbicara dalam bahasa Inggris dan dia tidak menggunakan kata-kata kotor apa pun, tetapi petenis berusia 26 tahun itu gagal mempertahankan argumennya.

Bublik mencoba meyakinkan Bley dan supervisor ATP Roland Herfel untuk terus melanjutkan permainan tetapi keputusan dibuat dan pertandingan usai.

Hasil ini juga berarti Bublik telah mengamankan debutnya di peringkat 20 besar dan akan menjadi petenis Kazakhstan pertama yang menembus peringkat 20 besar dunia dalam sejarah peringkat ATP ketika klasemen baru dirilis pada Senin mendatang.

Baca juga: Rublev rebut gelar Hong Kong untuk tingkatkan kesiapan Australian Open

"Saya lebih memilih kalah 7-6 di kuarter ketiga daripada memenangi pertandingan seperti ini," kata Bublik usai pertandingan, seperti disiarkan AFP, Sabtu.

"Kami bisa saja memainkan salah satu pertandingan terhebat yang kami mainkan melawan satu sama lain di depan penonton yang memadati Dubai. Sayang sekali berakhir seperti ini."

Rublev mendapat simpati dari petenis Spanyol Alejandro Davidovich Fokina, perempat finalis di Dubai, yang menggambarkan sanksi tersebut sebagai hal yang memalukan.

"Sangat tidak adil jika mereka mendiskualifikasi Rublev tanpa terlebih dahulu memastikan bahwa apa yang dipahami hakim garis adalah benar," tulis pemain peringkat 24 dunia itu di media sosial X.

"Peraturan itu harus ditinjau dan diubah. Memalukan. Kita memerlukan VAR dalam tenis."

Baca juga: Rublev berikan seluruh penjualan lini pakaian miliknya untuk amal

Selanjutnya: Rublev bangkit

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024