Teheran (ANTARA News) - Iran bertekad menyelesaikan sengketa nuklirnya "dalam waktu singkat", kata Presiden Iran Hassan Rouhani pada Senin (7/10).

Iran memiliki hak sah untuk memiliki energi nuklir berdasarkan Kesepakatan Anti-Penyebaran Nuklir (NPT) dan siap menghilangkan keprihatinan internasional dalam pembicaraannya dengan P5+1 --Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, Rusia dan Jerman, kata Rouhani selama pertemuan dengan Duta Besar baru Belanda untuk Teheran Johannes Douma, sebagaimana dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA.

Ia menyampaikan harapan bahwa hubungan Iran dengan negara anggota Uni Eropa, temasuk Belanda, akan meningkat dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan politik.

Ia mengecam sanksi terhadap Iran, dan mengatakan sanksi tersebut telah mempengaruhi kehidupan rakyat biasa Iran, demikian laporan Xinhua.

Sementara itu, Douma mengatakan Belanda berminat untuk meningkatkan semua bidang kerja sama dengan Iran.

Pada hari yang sama, Rouhani juga mendesak Jerman agar memainkan peran positif dalam penyelesaian sengketa mengenai program nuklir Teheran, kata Press TV.

Dalam satu pertemuan dengan Duta Besar Jerman untuk Teheran Michael Baron von Ungern, Rouhani menyampaikan harapan bahwa Jerman akan memainkan "peran positif dan konstruktif" dalam pembicaraan mendatang di Jenewa guna menyelesaikan masalah nuklir Iran.

Teheran berusaha melaksanakan haknya bagi energi nuklir berdasarkan hukum internasional, kata Rouhani.

Menteri luar negeri dari P5+1 dan Iran bertemu di New York, AS, pada September dan sepakat untuk melanjutkan perundingan mengenai sengketa nuklir Iran di Jenewa pada 15-16 Oktober.

Iran berkeras pengayaan uraniumnya sebagai haknya bagi kegiatan nuklir damai. Namun Barat mencurigai program pengayaan uranium Iran bisa digunakan untuk mengembangkan kegiatan tingkat senjata.

Ia mengatakan, "Usul sebelumnya oleh P5+1 sudah jadi sejarah dan semuanya mesti menghadiri pembicaraan mendatang dengan usul baru."

Kelompok P5+1 dan Iran dua kali bertemu di Almatu, Kazakhstan, pada Februari dan April. Pembicaraan mereka berakhir tanpa hasil nyata.

Mereka meminta Iran menghentikan pengayaan utanium tingkat-tingginya dan menutup instalasi bawah tanah Fordow, tempat Iran memperkaya uranium sampai 20 persen.

Sebagai imbalan, mereka menawarkan untuk meredakan sebagian sanksi terhadap industri petrokimia Iran dan perdagangannya dalam bidang logam mulia.

Namun, Iran tidak menerima usul itu, dan mendesak negara besar dunia agar sepenuhnya mencabut semua sanksi atas negara Persia tersebut.



Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013