Ini bukan hanya seremonial saja, tapi akan menjadi program kita dan akan terus dipelihara dan dijaga oleh masyarakat, karena ini yang juga dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri,
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) memastikan bahwa penanaman serentak di Indonesia bukan hanya kegiatan seremonial semata, melainkan upaya memulihkan lahan kritis agar bermanfaat secara ekologi dan ekonomi.

Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASR) Kementerian LHK Dyah Murtiningsih menyatakan untuk keempat  kali  KLHK   melakukan rangkaian kegiatan Penanaman Pohon Secara Serentak di seluruh Indonesia pada 7 Maret 2024.

"Ini bukan hanya seremonial saja, tapi akan menjadi program kita dan akan terus dipelihara dan dijaga oleh masyarakat, karena ini yang juga dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri," ujar Dyah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: KLHK laksanakan Aksi Bersih Negeri serentak di 34 lokasi

Dirjen PDASR memimpin kegiatan penanaman pohon serentak di Hutan Wisata Desa Namang, Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, yang melibatkan 150 peserta dari berbagai instansi pemerintah, komunitas hingga masyarakat yang peduli akan kelestarian alam.

Sekitar 500 jenis bibit ditanam di kawasan rehabilitasi hutan dan lingkungan seluas 1,7 hektare tersebut, di antaranya bibit pohon mangga, jambu citra, sawo, durian, lengkeng, nyatoh, pelawan, dan bibit pohon jengkol.

Lokasi-lokasi yang dijadikan areal menanam serentak, lanjutnya, menjadi program Ditjen PDASRH-KLHK, selain itu ada program bibit rakyat, yang bersama-sama dengan masyarakat di Desa Namang memproduksi bibit dan menanam di sekitar Desa Namang.

Baca juga: KLHK lanjutkan program penanaman pohon serentak di Indonesia

Pada kesempatan itu Dyah meminta masyarakat untuk menjaga lahan kritis, agar kerusakan hutan dan lahan tidak terjadi di Pulau Bangka serta berharap kegiatan ini memberikan dampak ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya saat memimpin penanaman serentak di Mangrove Education Center Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Menteri LHK, Siti Nurbaya menyatakan penanaman serentak sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan.

Selain itu, sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan dengan memperbanyak tegakan pohon/tanaman, juga meningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat umum atas pelaksanaan program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan khususnya kegiatan penanaman pohon.

"Indonesia sebagai pemilik hutan tropis terbesar ketiga di dunia, mempunyai arti sangat penting dalam upaya pengendalian iklim global," katanya.

Hutan, lanjutnya, merupakan salah satu kunci untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, mendinginkan udara dan melindungi kita dari kekeringan, panas ekstrem, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati, atau yang biasa disebut triple planetary crisis.

Baca juga: KLHK apresiasi peran masyarakat adat Papua lestarikan hutan 

Siti menyatakan, komitmen-komitmen lingkungan yang selalu disampaikan pada berbagai forum global/multilateral.

Indonesia, tambahnya, memandang sangat penting untuk memastikan komitmen-komitmen tersebut dipenuhi melalui kebijakan dan aksi-aksi nyata, untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

"Salah satunya dengan menanam dan memelihara pohon sebanyak mungkin," katanya.

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024