Mukomuko (ANTARA) -
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menargetkan penerapan muatan lokal tentang pengetahuan kebencanaan dan bahasa daerah di sekolah tingkat SD dan SMP di daerah ini pada tahun 2025.
 
"Tahun ini prosedurnya diurus dulu. Kami sudah sosialisasi ke sekolah, target kami tahun depan diterapkan," kata Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Ramon Hoski di Mukomuko, Jumat.
 
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko telah menetapkan pembelajaran pengetahuan tentang kebencanaan dan bahasa daerah masuk dalam muatan lokal di sekolah tingkat SD dan SMP di daerah ini.
 
Ia mengatakan instansinya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait di daerah ini untuk menerapkan muatan lokal tentang pengetahuan kebencanaan dan bahasa daerah di sekolah tingkat SD dan SMP.

Baca juga: Dinsos Mukomuko berikan pelatihan kesiapsiagaan bencana kepada pelajar
 
"Kami sudah koordinasi dengan pihak sekretariat pemerintah daerah dan DPRD. Kami juga telah berkoordinasi dengan PGRI dan dewan pendidikan, dan mereka setuju pengetahuan kebencanaan dan bahasa daerah masuk dalam muatan lokal sekolah," ujarnya.
 
Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait di Provinsi Bengkulu untuk membicarakan masalah tersebut.
 
"Intinya tahun ini kami mengurus prosedur agar pengetahuan kebencanaan dan bahasa daerah masuk dalam muatan lokal sekolah," ujarnya.
 
Kemudian pihaknya juga mempersiapkan sumber daya manusia untuk memasukkan pengetahuan bencana dan bahasa daerah dalam muatan lokal sekolah.
 
"Berbicara tentang bencana yang perlu menjadi perhatian hasilnya harus konsisten, harus jelas, dan tahap-tahap harus benar-benar dilaksanakan," katanya.

Baca juga: BPBD Mukomuko bentuk 13 desa tangguh bencana 
 
Menurut dia, Kabupaten Mukomuko rawan terjadi bencana alam, sehingga memenuhi syarat jika siswa sekolah di daerah ini mendapatkan pengetahuan tentang kebencanaan.
 
"Arahnya, misalnya terjadi bencana anak-anak masih belajar, lalu bagaimana penanganan anak anak untuk dirinya sendiri dan kawan-kawannya itu yang penting," ujar dia.
 
Harapannya, kata dia, ada semacam muatan lokal tentang pengetahuan bencana dan arahnya ada hasil dan ada produk.
 
Kemudian, ujarnya, kalau ada muatan lokal tentang pengetahuan bencana, sekolah bisa mengundang orang berkompeten seperti BPBD dan sebagainya.

Baca juga: Kurikulum bencana diperlukan dalam pendidikan TK hingga SMA
 
"Kita bikin wadahnya dulu, kita masukkan muatan lokal mengingat latar belakang daerah kita lempeng dan 600 kali gempa setahun," ujarnya.

Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024