Bandarlampung, (ANTARA News) - Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP) --salah satu LSM internasional yang peduli pelestarian hidupan liar di Indonesia-- menyatakan dukungan penuh penyelamatan dan pengembalian orangutan di Indonesia. Staf WCS-IP di Lampung, Dwi Adhiastho Nugroho mendampingi Project Coordinator WCS-IP Sumatera, Prianto Wibowo menyebutkan, di Bandar Lampung, Sabtu (12/8), berdasarkan inventarisasi tahun 1996 masih terdapat 35.000 ekor orangutan (Pongo pygmaeus sp) di Indonesia. Jenis kera yang bisa berdiri dan paling menyerupai manusia itu, tersebar di Kalimantan (23.000 ekor) dan di Sumatera (12.000 ekor). Akibat adanya kebakaran hutan pada tahun 1997, populasi orangutan menurun drastis, menjadi sekitar 27.000 ekor yang tersebar di Kalimantan sebanyak 15.000 ekor, dan di Sumatera 12.000 ekor. "Pada tahun 2006, populasi orangutan di hutan Indonesia tinggal sekitar 20.000 ekor," kata Dwi Nugroho lagi. Karena itu, WCS-IP mendukung upaya LSM dan pemerintah melalui Dephut untuk mengembalikan (Repatriasi) orangutan asal Indonesia yang masih berada di luar negeri, seperti 53 ekor yang berada di Thailand, termasuk mendukung upaya rehabilitasi dan "breding", terutama pada habitat yang mengalami gangguan. Diharapkan dengan perbaikan habitat alami orangutan itu di hutan Sumatera dan Kalimantan yang masih terjaga, dapat meningkatkan lagi populasinya di alam. Saat ini selain terancam akibat penjarahan dan penggundulan hutan maupun perburuan di habitat alami di hutan Sumatera dan Kalimantan, orangutan asal Indonesia juga dibawa ke Thailand (paling banyak), Vietnam (sudah dikembalikan ke Indonesia). Diperkirakan masih terdapat orangutan asal Indonesia di beberapa negara ASEAN, termasuk di Saudi Arabia yang oleh berbagai LSM mendesak pemerintah dapat mengembalikannya ke habitat asalnya setelah melalui rehabilitasi.(*)

Copyright © ANTARA 2006