Kota Yogyakarta (ANTARA) - Bidan yang juga Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kota Yogyakarta Dewi Krismayanti mengingatkan pentingnya ABCDE untuk mencegah stunting pada gelar wicara yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tentang "TPK garda terdepan penurunan stunting".

"A yakni aktif minum tablet tambah darah, B, ibu hamil (bumil) teratur periksa kehamilan, dan C, cukupi konsumsi protein hewani," kata Dewi di Kota Yogyakarta, Jumat.

Selanjutnya, D untuk datang ke pos pelayanan terpadu (posyandu) tiap bulan, dan E untuk eksklusif ASI enam bulan. Kampanye ABCDE ini juga telah disosialisasikan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi materi yang gencar disampaikan oleh TPK Kota Yogyakarta kepada masyarakat.

Dewi menjelaskan, permasalahan yang seringkali ditemukan di lapangan ketika berhadapan dengan masyarakat sangat beragam, termasuk pernikahan muda, kehamilan tidak diinginkan, dan remaja yang hampir semua tidak mau mengkonsumsi tablet tambah darah.

Baca juga: Kemenkes-Tanoto kembangkan modul pembelajaran digital kader posyandu

Sementara itu, kader keluarga berencana (KB) yang juga tim TPK Kota Yogyakarta, Patricia Sri Maryanti mengemukakan pentingnya strategi komunikasi kepada komunitas untuk meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya tablet tambah darah untuk mencegah stunting dari hulu.

"Tablet tambah darah kami sampaikan kepada remaja putri, untuk mereka siap berkeluarga, hamil, dan melahirkan, kadar hemoglobin (hb) yang memenuhi standar itu berapa, kalau pada remaja 10-15 gram/dl," ucapnya.

Ia mengingatkan, apabila sejak remaja seseorang sudah mengalami kekurangan darah merah atau anemia, maka saat masa kehamilan dan melahirkan juga akan kesulitan dan anaknya berisiko menderita stunting.

"Makan-makanan cepat saji, tidak suka makan-makanan hijau, itu juga berpengaruh, para remaja ini kebanyakan mengeluh tidak mau meminum tablet tambah darah karena mual saat mengkonsumsi," tuturnya.

Baca juga: BRIN teliti manfaat daun kelor untuk atasi stunting dan anemia

Untuk mengatasi hal tersebut, ia menyampaikan bahwa TPK terus mengedukasi bahwa konsumsi tablet tambah darah itu hanya perlu satu minggu sekali.

"Itu juga kami sampaikan lebih baik diminum sebelum tidur, niscaya tidak akan mengalami gejala- mual, saat minum jangan bersamaan dengan kopi atau teh, dan lebih baik dengan air jeruk. Untuk program pemberian tablet tambah darah di sekolah, harus diminum saat itu juga dengan disaksikan oleh guru," paparnya.

Selain itu, TPK juga terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi kepada komunitas tentang pentingnya mencegah stunting.

"Kami (tim TPK) masuk ke pertemuan komunitas, bahkan ke komunitas lanjut usia (lansia) meskipun mereka bukan sasaran, tetapi paling tidak mereka mempunyai pengetahuan tentang stunting, kami juga melakukan komunikasi ke kakek, nenek, atau pengasuh, diberikan edukasi tentang pentingnya ASI eksklusif dan asupan gizi yang berkualitas," kata dia.

Baca juga: Perbaiki kualitas hidup di usia remaja jadi upaya cegah stunting

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024