...pemburu atau petani dapat dianggap sebagai satu-satunya nenek moyang Eropa Tengah hari ini...
Jakarta (ANTARA News) - Manusia pemburu dan petani imigran hidup berdampingan selama lebih dari 2.000 tahun di Eropa Tengah, sebelum manusia pemburu punah atau mengadopsi kehidupan agrikultur, demikian hasil studi yang dilakukan Institut Antropologi, di Johannes Gutenberg University Mainz (JGU).

Hasil penelitian tersebut diketahui setelah tim yang dipimpin oleh antropolog dari JGU, Profesor Joachim Burger, meneliti tulang-belulang dari Gua Blatterhohle dekat Hagen, Jerman, tempat di mana manusia pemburu dan petani terkubur.

"Secara umum, orang mengira manusia pemburu Eropa Tengah menghilang segera setelah kehadiran petani," kata Ruth Bollongino, seperti yang dikutip dari ScienceDaily.

Berdasarkan penelitian mereka, keturunan dari zaman Mesolitikum mempertahankan pola hidup berburu dan hidup berdampingan dengan petani imigran, sekurang-kurangnya 2.000 tahun.

"Pola hidup berburu hilang di Eropa Tengah sekitar 5.000 tahun yang lalu, lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya" kata Bollongino.

Sekitar 7.500 tahun yang lalu, semua penduduk Eropa Tengah merupakan pemburu. Mereka adalah keturunan manusia modern yang tiba di Eropa, sekitar 45.000 tahun lalu, yang bertahan melewati Zaman Es dan pemanasan yang dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Penelitian terdahulu yang dilakukan kelompok Burger menunjukkan bahwa pertanian dibawa ke Eropa Tengah sekitar 7.500 tahun yang lalu oleh petani imigran. Sejak sat itu, sedikit jejak pemburu dapat dilihat di catatan arkeoloogi. Timbul asumsi bahwa pemburu mati atau terserap ke pola hidup bertani.

Menurut Bollongino, manusia di Eropa Tengah dan Utara bertahan dengan pola makan tertentu, termasuk ikan, hingga 5.000 tahun yang lalu.

Dalam studi ini, peneliti pun mempertanyakan apa dampak kedua kelompok tersebut terhadap kolam gen penduduk modern Eropa.

"Baik pemburu atau petani dapat dianggap sebagai satu-satunya nenek moyang Eropa Tengah hari ini. Keturunan Eropa mencerminkan campuran dari kedua populasi itu. Pertanyannya adalah, bagaimana dan sejauh mana percampuran itu terjadi," kata Dr. Adam Powell, ahli genetika populasi di Institute of Anthropology JGU.


Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013