Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat (NTB), sehingga para nelayan diminta agar waspada saat melakukan aktivitas di laut.

"Potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB pada 11-16 Maret 2024," kata Kepala Stasiun Meteorologi Zaenuddin Abdul Majid Lombok Satria Topan Primadi dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Senin.

BMKG menyatakan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB yaitu kategori gelombang sedang 1,25-2,5 meter di Selat Lombok bagian utara, Selat Alas bagian utara, perairan utara Sumbawa, dan Selat Sape bagian utara.

Baca juga: BMKG: Sejumlah daerah berpotensi alami hujan lebat pada Senin

Kemudian kategori gelombang tinggi 2,5-4,0 meter di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan dan Selat Sape bagian selatan.

"Kategori gelombang sangat tinggi 4,0-6,0 meter di Samudera Hindia selatan," katanya.

Dengan adanya potensi gelombang tinggi yang mencapai 6 meter tersebut, pihaknya mengimbau para nelayan atau warga yang ada di pesisir pantai agar tetap waspada saat melakukan aktivitas di laut, sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Sebagian besar wilayah Jakarta diguyur hujan ringan pada Senin 

"Para nelayan diharapkan tetap waspada saat pergi melaut mencari ikan," katanya.

BMKG juga mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem pada pekan ini, sehingga pihaknya mengharapkan kepada OPD terkait untuk melakukan persiapan di antaranya memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Kemudian melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif, melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

Baca juga: BMKG minta warga waspadai tinggi gelombang 2,5 meter di perairan Sulut

Selain itu, menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat, serta pihak terkait dalam pencegahan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, pohon tumbang, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan gelombang tinggi.

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024