Petani Kaltim mulai sadar tentang pola intensifikasi dalam pengelolaan lahan pertanian.
Samarinda (ANTARA) -
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur (DPTPH Kaltim) menyebutkan produktivitas padi di daerah ini mengalami kenaikan cukup baik, dari rata-rata 3,5 ton per hektare pada 2022 menjadi 3,9 ton per hektare pada 2023.
 
"Adanya kenaikan menjadi 3,9 ton gabah kering giling (GKG) per hektare ini menggambarkan bahwa petani Kaltim mulai sadar tentang pola intensifikasi dalam pengelolaan lahan pertanian," ujar Kepala DPTPH Kaltim Siti Farisya Yana, di Samarinda, Senin.
 
Adanya perbaikan pola intensifikasi yang kemudian membuahkan hasil produksi lebih tinggi ketimbang sebelumnya, hal ini diyakini akan membuat semangat petani lebih menguatkan intensifikasi lagi dari pada ekstensifikasi (perluasan), walaupun perluasan lahan juga perlu jika tenaganya cukup.
 
Intensifikasi (optimalisasi lahan) yang telah dilakukan petani, antara lain dengan memaksimalkan pengelolaan lahan, perawatan tanaman, penanganan hama, teknik pemupukan, dan lainnya.
 
"Intensifikasi dari pemerintah pun terus kami lakukan, seperti saat krisis air, ditangani melalui sistem pompa, peningkatan saluran irigasi, pompa yang tadinya tidak sampai ke sawah, kami bantu. Kami salut dengan petani terkait pengairan sawah, karena selain ada bantuan dari pemerintah, petani juga turut swadaya agar pengairan sampai ke sawah," katanya pula.
 
Ditanya tentang produksi padi yang menurun, ia mengatakan bahwa penurunan produksi padi Kaltim disebabkan oleh turunnya luas panen, sebagai dampak dari perubahan iklim ekstrem, yakni kemarau panjang dengan panas tinggi, sehingga ada yang gagal panen dan ada petani yang tidak jadi menanam padi.
 
"Penurunan produksi padi Kaltim pada 2023, faktor utamanya bukan karena petani, tapi lebih pada faktor alam, yaitu dampak El Nino, sehingga ada petani yang membatalkan menanam dan ada yang gagal panen, dampaknya kemudian luas panen menurun," kata Yana.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Kaltim pada 2023 sebanyak 226.972,07 ton GKG, mengalami penurunan ketimbang 2022 yang sebanyak 239.425,34 ton GKG, atau turun 5,2 persen.
 
Penurunan produksi padi ini tentu segaris dengan penurunan produksi beras, yakni dari sebanyak 139.266,10 ton pada 2022 menjadi 132.022,44 ton beras pada 2023, atau turun 5,2 persen.
Baca juga: DPTPH Kaltim: Gerakan Tanam Padi 1.000 Ha untuk antisipasi El Nino
Baca juga: Gubernur Kaltim: Panen raya di Kukar penuhi ketahanan pangan

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024