Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia mengalami kerugian dari dampak banjir mencapai angka 800 juta ringgit (RM) atau sekitar Rp2,6 triliun pada 2023, menurut Departemen Statistik Malaysia (DOSM).

Kepala Statistik Malaysia Dr. Mohd Uzir Mahidin dalam pernyataan media diakses di Kuala Lumpur, Selasa, mengatakan jumlah total kerugian akibat banjir bernilai RM800 juta (2022, RM1 miliar atau sekitar Rp3,3 triliun) setara dengan 0,04 persen (2022, 0,06 persen) dibandingkan nominal Bruto Produk Domestik.

Daerah pemukiman menderita kerugian RM168,3 juta atau sekitar Rp556,89 miliar, kendaraan RM22,3 juta atau sekitar Rp73,78 miliar, manufaktur RM10,3 juta atau sekitar Rp34,08 miliar, bisnis tempat RM53,2 juta atau sekitar Rp176 miliar, pertanian RM120,6 juta atau sekitar Rp399 miliar, dan aset dan infrastruktur publik berjumlah RM380,7 juta atau sekitar Rp1,25 triliun.

Dalam hal tempat tinggal, Johor mencatat kerugian tertinggi sebesar RM121,9 juta atau sekitar Rp404,06 miliar, diikuti oleh Kelantan sebesar RM15,4 juta atau sekitar Rp51,04 miliar dan Sabah sebesar RM11 juta atau sekitar Rp36,46 miliar. Untuk negara bagian Johor, distrik yang mencatat mengalami kerugian tertinggi adalah Batu Pahat disusul Segamat dan Muar.

Di Kelantan, Pasir Mas menjadi distrik tertinggi yang mengalami kerugian properti tempat tinggal diikuti oleh Tanah Merah dan Tumpat.

Sedangkan, Distrik Kota Marudu dan Pitas mencatat kerugian tertinggi bagi negara bagian Sabah, disusul Distrik Kudat dan Telupid.

Untuk kendaraan, ia mengatakan tiga negara bagian yang mencatat kerugian tertinggi adalah Johor RM15,9 juta tau sekitar Rp52,65 miliar, Selangor RM1,8 juta atau sekitar Rp5,96 miliar, dan Sabah RM1,6 juta atau sekitar Rp5,29 miliar.

Distrik yang mencatat kerugian kerusakan kendaraan tertinggi di negara bagian Johor adalah Distrik Batu Pahat, disusul Segamat dan Muar.

Sementara itu, Petaling di Selangor mencatat kerusakan kendaraan tertinggi, sedangkan distrik lainnya mengalami kerugian kurang dari RM100.000 atau sekitar Rp331 juta. Distrik Kota Marudu mencatat kerugian tertinggi di Sabah, diikuti oleh Pitas dan Kudat.

Dalam hal kerusakan pada sektor manufaktur, Johor mencatat kerugian sebesar RM10,3 juta atau sekitar Rp34,1 miliar. Segamat merupakan distrik tertinggi yang mengalami kerugian sektor manufaktur diikuti oleh Johor Bahru dan Muar.

Baca juga: Malaysia anggarkan hingga Rp65 triliun antisipasi bencana banjir 
Baca juga: Banjir landa lima negeri, berdampak pada 36.000 jiwa di Malaysia
Baca juga: Raja Malaysia titahkan rakyat dan seluruh instansi siap hadapi banjir

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024