Denpasar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali melakukan penanganan di belasan titik bencana dampak dari hidrometeorologi basah dalam satu hari.

“Penanganan yang dominan adalah pohon tumbang, longsor dan banjir, ada korban jiwa pengendara yang tertimpa pohon tumbang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin di Denpasar, Kamis.  

Rentin mencatat sekitar 15 kejadian telah ditangani oleh personel BPBD, kasus pohon tumbang sepanjang Rabu (13/3) akibat angin kencang menjadi yang paling mendominasi.  

Di Kabupaten Badung tepatnya Banjar Kiadan, Desa Plaga, BPBD Bali menangani kasus pohon tumbang yang menyebabkan satu korban jiwa.

“Angin kencang terjadi di wilayah Badung Utara yang berdampak sebuah pohon tumbang yang menimpa satu warga dari Desa Tejakula, Buleleng, yang melintas di wilayah Banjar Kiadan pada pukul 12.00 Wita sehingga meninggal dunia,” ujar Rentin.

Selain di Kabupaten Badung, dalam sehari kemarin dampak dari hidrometeorologi basah juga terjadi di Kabupaten Karangasem dengan tiga kejadian pohon tumbang.

Kejadian terjadi di Banjar Dinas Bingin, Desa Datah; Banjar Bungkulan, Seraya Barat; dan Lingkungan Taman I, Karangasem.

“Di Banjar Dinas Bingin pohon tumbang jenis santen dengan diameter 40 cm dan panjang 10 meter. Selanjutnya Tim TRC BPBD Karangasem menuju ke ke lokasi kejadian untuk melakukan penanganan, untuk saat ini pohon tersebut sudah dapat ditangani dan akses jalan sudah kembali normal,” kata Rentin.

Selanjutnya empat titik angin kencang di Kabupaten Tabanan menyebabkan empat pohon besar tumbang, masing-masing jenis pohon ao, pohon kutat, pohon waru, dan pohon lamtoro yang bahkan menimpa jalan dekat Pura Besi Kalung, Penebel.

Kejadian serupa juga ditangani BPBD Bali dan jajarannya di lima titik Kabupaten Bangli, dua titik Buleleng, dan satu titik Jembrana, ditambah tiga sandaran jalan yang jebol dihantam angin kencang.  

Rentin belum menyebut secara keseluruhan kerugian dampak dari cuaca ekstrem ini, namun sementara ia meminta masyarakat fokus mengamankan diri dengan langkah antisipasi.

Ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan berbekal informasi terkini peringatan dini yang rutin disampaikan BMKG.

“Kenali potensi ancaman bencana di sekitar kita, untuk siapkan strategi penyelamatan diri,” ujarnya.

Baca juga: BNPB: Indonesia negara berisiko terjadi bencana paling tinggi

Baca juga: BNPB: Lima provinsi berisiko mengalami bencana hidrometeorologi basah


Baca juga: BPBD Bali: Status siaga bencana tak pengaruhi kegiatan wisata

 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024