Penyebabnya banyak hal, mulai dari kebiasaan mengorek telinga sehingga menyebabkan infeksi, paparan suara yang bising. dalam jangka panjang, mendengarkan lagu dengan headset lebih dari 60 menit dan volume di atas 60 persen, hingga gangguan pada siste
Pontianak (ANTARA) - RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak turut memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya mencegah gangguan pendengaran agar panca indra semua tetap sehat sehingga produktif dalam banyak hal.

"Tujuan edukasi kami untuk mengingatkan kita bahwa gangguan pendengaran tidak boleh diabaikan sebagaimana penyakit yang menyebabkan kematian," ujar Direktur RSUD SSMA Pontianak dr Eva Nurfarihah di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan penanganan gangguan pendengaran saat ini memang belum menjadi prioritas utama sebagaimana penanganan penyakit kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi, yang menyebabkan kematian.

"Namun pasien dengan gangguan pendengaran cukup banyak terjadi di masyarakat, yang bisa menimpa siapa saja di segala usia sehingga perlu perhatian semua pihak. Wajar saja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan peringatan Hari Pendengaran Sedunia," katanya. 

Baca juga: Praktisi kesehatan sampaikan rumus "60:60" untuk lindungi telinga

Ia menjelaskan gangguan pendengaran sangat mengganggu bilamana mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mendengar dengan jelas atau bahkan tidak mendengar sama sekali.

"Penyebabnya banyak hal, mulai dari kebiasaan mengorek telinga sehingga menyebabkan infeksi, paparan suara yang bising dalam jangka panjang, mendengarkan lagu dengan headset lebih dari 60 menit dan volume di atas 60 persen, hingga gangguan pada sistem saraf pendengaran," katanya.

Ia menambahkan gangguan pendengaran sebetulnya ada yang bisa dicegah dengan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran seperti kebiasaan memasukkan alat untuk membersihkan telinga.

"Kotoran telinga sebetulnya tidak perlu dibersihkan kecuali pada orang-orang yang produksi kotorannya banyak sehingga kebiasaan mengorek telinga adalah mitos apalagi membersihkan telinga dengan menggunakan sesuatu yang bisa menyebabkan infeksi pada telinga," jelasnya.

Baca juga: Spesialis THT: Segera ke dokter THT bila mengalami tuli mendadak

Eva juga mengimbau agar tidak menggunakan earphone yang berlebihan, tetapi cukup dengan 60 banding 60 yaitu waktunya maksimal 60 menit dan volume 60 persen dari maksimal volume yang ada.

"Salah satu gangguan pendengaran juga bisa disebabkan karena terpapar suara yang keras secara terus menerus seperti bunyi mesin di pabrik," imbuhnya.

Ia berharap melalui peringatan Hari Pendengaran Sedunia Tahun 2024 semakin banyak masyarakat yang memahami dan tidak menganggap sepele kebiasaan yang menyebabkan gangguan pendengaran.

"Segera berkonsultasi ke dokter spesialis THT apabila mengalami gangguan pendengaran agar segera dapat diatasi dan mendapatkan solusi terhadap gangguan pendengaran," kata Eva Nurfarihah.

Baca juga: Pakar THT bantah air saringan bawang putih bisa obati congek

Pewarta: Dedi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024