Danau Tempe Butuh Mekakeanian (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo Muhammad Ashar mengatakan, Danau Tempe yang menampung air dari empat kabupaten, sangat membutuhkan teknologi yang mengatur mekanisasi air untuk mendukung sektor pertanian di Wajo.

"Danau Tempe yang terbesar ketiga setelah Danau Toba dan Danau Towuti ini, selalu meluap pada musim hujan dan menyebabkan ribuan hektare sawah tergenang, karena itu butuh perhatian serius dari pemerintah pusat," kata Muhammad Ashar di Wajo, Jumat.

Dia mengatakan, perhatian khusus itu dengan memberikan bantuan sentuhan teknologi untuk mengatur penampungan air ataupun pengalirannya, untuk mendukung sektor pertanian di sekitarnya.

Menurut dia, sudah menjadi permasalahan klasik limpahan air Danau Tempe ini yang genangannya bisa selama sebulan hingga tiga bulan, sehingga aktivitas pertanian menjadi lumpuh.

Berkaitan dengan hal tersebut, ia berharap pihak pemerintah yang menangani seperti PUPR dan instansi terkait lainnya dapat memberikan perhatian serius untuk mendukung daerah produsen pangan Sulsel.

Apalagi Kabupaten Wajo merupakan salah satu daerah produsen beras di Sulsel yang memiliki luas lahan baku sawah sekitar 102 ribu ha atau terluas kedua di Sulsel lahan sawahnya setelah Kabupaten Bone.

Muhammad Ashar mengatakan, rata-rata produksi padi petani di Wajo 6 ton gabah per ha. Wajo sendiri menyuplai 23 persen total produksi beras Sulsel yang rata-rata 4,94 juta ton per tahun.

Sementara dari segi tingkat konsumsi masyarakat Wajo, lanjut dia, tecatat sekitar 41 ribu ton, sedang produksi pertanian Wajo mencapai 600 ribu ton setara beras per tahun, sehingga masih ada surplus lebih 500 ribu ton.

"Surplus beras itulah yang diantarpulaukan ke provinsi tetangga, misalnya di Kalimantan Maluku, hingga ke Jawa," kata Muhammad Ashar.
Kadis pertanian dan ketahanan pangan kabupaten Wajo Muhammad Azhar (kedua kiri) dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan M Abdul Majid Ikram (ketiga kiri) dan para pejabat Forkopimda Wajo. Antara/ Suriani Mappong

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024