Pekanbaru, (ANTARA) - Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau
menyampaikan hasil asesmen terkait kinerja perekonomian Riau tahun 2024 yang diperkirakan tetap tumbuh positif dan berdaya tahan terhadap rambatan risiko ekonomi global pada kisaran 4-4,8 persen (year on year).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Panji Achmad mengatakan hal itu diperkirakan dengan memperhatikan perkembangan ekonomi terkini. Baik dari faktor domestik maupun eksternal, serta langkah kebijakan Bank Indonesia yang bersifat "pre-emptive dan "forward-looking".

"Kami perkirakan dalam kisaran 4,0- 4,8 persen (yoy). Selain ditopang oleh kinerja sektor ekonomi utama, sektor tersier (jasa-jasa) diperkirakan juga akan membaik seiring pemulihan permintaan terutama permintaan domestik," kata Panji Achmad pada acara rilis bersama dengan BPS dan Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) terkait Indikator Makroekonomi Provinsi Riau di Pekanbaru, Jumat.

Lebih lanjut, dari sisi perkembangan harga, inflasi gabungan 4 kota Indeks Harga Konsumen di Provinsi Riau terkendali dan berada pada kisaran sasaran 2,5±1 persen. Berbagai upaya stabilisasi harga pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Lebaran akan terus diupayakan sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi lonjakan harga komoditas pangan.

Upaya stabilisasi ini antara lain dilaksanakan dengan melalukan pemantauan harga, memperkuat stok pasokan berbagai bahan pangan pokok, memastikan kelancaran distribusi pasokan, serta melakukan intervensi harga seperti melalui operasi pasar, dan Gelar Pangan Murah. Ke depan, inflasi diharapkan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen.

Dari sisi intermediasi perbankan, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau juga menyampaikan bahwa intermediasi perbankan tetap kuat. Intermediasi perbankan yang tercermin melalui aktivitas penyaluran kredit kepada sektor korporasi, rumah tangga, maupun UMKM di Provinsi Riau terjaga dalam pertumbuhan yang positif dan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Permintaan kredit yang sebelumnya tertahan seiring ketidakpastian perekonomian global sehingga mendorong perilaku berhati-hati korporasi, kini mulai menunjukkan peningkatan. Intermediasi perbankan tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Riau yang tumbuh cukup solid.

Sejalan dengan kinerja intermediasi perbankan, transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh penyelenggaraan sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.

Plh Sekretaris Daerah Provinsi Riau Indra menyampaikan apresiasi atas sinergi yang telah terbangun sehingga ekonomi Riau dapat tumbuh cukup tinggi, dengan pengelolaan fiskal yang baik, serta inflasi yang terkendali. Capaian tersebut tidak terlepas dari sinergi yang dibangun oleh pemerintah daerah, bersama dengan instansi dan lembaga vertikal yang telah dilakukan dalam beragam aspek.

Lebih lanjut, BPS Provinsi Riau juga menyampaikan Neraca perdagangan nonmigas Februari 2024 mencatat surplus sebesar 959,42 juta Dolar AS. Sementara neraca perdagangan migas juga mencatatkan surplus sebesar 130,68 juta Dolar AS.

Dari aspek kebijakan fiskal, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Riau, Heni Kartikawati menjelaskan bahwa kinerja perekonomian Riau yang tetap kuat salah satunya ditopang oleh kinerja baik dari sisi fiskal. Realisasi pendapatan daerah tahun 2023 tercatat mencapai Rp35,78 triliun atau 104,83% dari target.

Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dengan pertumbuhan mencapai 21,83 persen (yoy). Peningkatan realisasi pendapatan daerah ini didukung oleh naiknya realisasi pajak daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang bersumber dari participating interest 10 persen dari pengelolaan blok migas oleh PT Pertamina Hulu Rokan.

Baca juga: BI Riau sediakan uang tunai Rp5,6 triliun sambut Ramadhan-Idul Fitri

 

Pewarta: Bayu Agustari Adha/Vera Luciana
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024