Kami mencatat kabupaten yang intensitasnya masih tinggi, yakni Kabupaten Kudus, Jepara, dan Demak
Demak (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengungkapkan bahwa sebagian kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang terdampak banjir mulai surut, meskipun ada beberapa kabupaten yang intensitas banjirnya masih tinggi.

"Kami mencatat kabupaten yang intensitasnya masih tinggi, yakni Kabupaten Kudus, Jepara, dan Demak," katanya saat ditemui usai mengunjungi lokasi jebolnya tanggul kiri Sungai Wulan di Dukuh Norowito Desa Ketanjung Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, Senin.

Dalam kunjungannya tersebut, terdapat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfi, Panglima Komando Daerah Militer IV Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Pj Bupati Kudus M. Hasan Chabibie, dan Bupati Demak Eisti'anah, beserta Forkopimda Demak dan Kudus.

Kesembilan kabupaten/kota di Jateng yang terdampak banjir adalah Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kendal, Demak, Kudus, Pati, Jepara, dan Kabupaten Grobogan.

Dengan mulai surutnya banjir di Kabupaten Grobogan, Pekalongan, Pati, Kendal, Kota Semarang, dan Pekalongan, tentunya perlu dipertahankan.

"Salah satunya tentu melalui langkah-langkah rekayasa cuaca atau operasi teknologi modifikasi cuaca -TMC- untuk mengurangi dampak banjir di Jateng, terutama di Kabupaten Demak dan Kudus," katanya.

Bahkan, kata Nana Sudjana, BNPB akan memperpanjang masa operasi TMC, dengan harapan penutupan tanggul kiri Sungai Wulan bisa segera dilakukan.

Sementara itu, Bupati Demak Eisti'anah mengakui sebagian besar desa terdampak banjir di Kabupaten Demak belum sepenuhnya surut. Daerah yang sudah surut, yakni di Desa Merak, Kecamatan Dempet.

"Untuk tanggul Sungai Bugel yang jebol memang belum diperbaiki, namun debit airnya mulai turun. Sedangkan air yang lari ke Desa Klampok juga mulai berkurang," katanya.

Sementara air yang menggenangi Demak Kota, kata Eisti'anah, merupakan limpasan dari Desa Bugel yang lari ke Kali Jajar. Karena hilirnya paling rendah di Demak Kota, sedangkan semua sungai seperti di Sungai Tuntang dan Kali Jajar debit airnya penuh semua, maka tidak bisa mengurangi genangan banjir di kota untuk dibuang sungai tersebut.

"Kekhawatiran kami, ketika ada peningkatan debit air dari Bugel dan Klampok tersebut. Untuk itu, kami memohon kepada Kepala BNPB, Pangdam IV Diponegoro, dan Kapolda Jateng untuk percepatan penanggulangan tanggul yang jebol di Bugel," katanya.

Pemkab Demak, kata Eisti'anah, juga tengah berupaya menelusuri kali yang debitnya kecil, agar bisa dijadikan tempat pembuangan air genangan karena mesin pompa penyedot air sudah tersedia.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024