Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan kredit perbankan pada 2014 mencapai 15,3-16,6 persen, lebih lambat bila dibanding dengan perkiraan pertumbuhan kredit akhir 2013 sekitar 20 persen.

Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis, mengatakan upaya stabilisasi ekonomi yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga 2014 menjadi alasan penurunan angka pertumbuhan kredit perbankan.

"Upaya stabilisasi itu antara lain dalam bentuk menjaga agar defisit transaksi berjalan kita bisa berada di tingkat yang lebih berkesinambungan dan juga dengan kondisi tingkat bunga yang sekarang sudah lebih tinggi membuat pertumbuhan kredit perbankan akan ada di kisaran tersebut," kata Agus di sela Seminar Outlook Ekonomi 2014.

Menurut Agus, dengan pertumbuhan kredit pada level tersebut justru akan menjadi faktor mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi pada 2014 diproyeksikan mencapai 5,8-6,2 persen.

"Kalau pertumbuhan kredit lebih dari itu, dikhawatirkan nanti akan menciptakan tekanan-tekanan yang tidak perlu di ekonomi kita," kata Agus.

Ia menambahkan sektor yang perlu didorong untuk tumbuh pada 2014 yaitu sektor yang membantu upaya peningkatan ekspor dan juga peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat.

"Kegiatan yang terkait dengan sektor manufacturing dan sektor jasa, itu adalah area yang bisa ditingkatkan dengan baik ke depan," ujar Agus.

Untuk pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), BI memperkirakan akan tumbuh 15,4-16,4 persen pada 2014. Sementara itu untuk kredit bermasalah (NPL) diperkirakan berada di kisaran 2,8-3,1 persen.


Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013