sekadar tujuan wisata menjadi ruang komunal yang interaktif dan dinamis
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menaruh fokus untuk mentransformasi unit pelayanan museum dan cagar budaya dengan menerapkan pendekatan 3R (reprogramming, redesigning, reinvigorating).

“Pendekatan 3R adalah formula strategis yang mampu meningkatkan akselerasi museum dan cagar budaya, dari sekadar tujuan wisata menjadi ruang komunal yang interaktif dan dinamis,” kata Kepala BLU Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek Ahmad Mahendra dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, pendekatan 3R tersebut digagas Badan Layanan Umum (BLU) Museum dan Cagar Budaya dan Indonesian Heritage Agency Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek yang didesain mampu merealisasikan pemanfaatan museum dan cagar budaya berkelanjutan dan inklusif.

Transformasi ini sedang dilakukan terhadap 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional yang ada di bawah pendampingan Indonesian Heritage Agency Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek sejak 2022.

Hasilnya pun cukup signifikan, diketahui berdasarkan data statistik kebudayaan Kemendikbudristek pada tahun 2023 mencatat ada sebanyak 32 juta pengunjung domestik/mancanegara dan ribuan jenis kegiatan inklusif yang berlangsung di museum dan cagar budaya. Jumlah tersebut meningkat 20-30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Museum dan SCUA bakal jadi ruang edutainment pengembangan pecatur
Baca juga: Mengingatkan sejarah lewat Museum Musik Indonesia


Beberapa museum yang sudah bertransformasi antara lain Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Perjuangan, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Museum Galeri Nasional, Museum Batik Indonesia, Museum Basoeki Abdullah.

Selanjutnya, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari, dan Museum Nasional Indonesia, Museum Manusia Purba Sangiran, Museum Semendo, dan Museum Song Terus Pacitan yang menyimpan fosil manusia, artefak, dan fosil fauna dari zaman prasejarah.

"Perlu dicatat ini esensial Sustainable Development Goals (SDGs) untuk memajukan ekonomi kreatif dan inovasi sosial, serta memperkuat komunitas," kata dia.

Ketua Tim Kuratorial dan Pameran dari Indonesian Heritage Agency (IHA) Zamrud Setya Negara mengatakan, capaian tersebut merupakan wujud dari komitmen lembaganya mengubah tampilan dan tata kelola museum sehingga bisa lebih digemari oleh publik bukan hanya sebagai tujuan wisata tapi jadi pusat literasi kebudayaan.

“Sekaligus membuktikan kekayaan budaya Indonesia tetap relevan dan terus berkembang,” ujarnya.

Baca juga: PAM Jaya bangun museum air untuk edukasi siswa
Baca juga: BI jadikan bank masa pemerintah Hindia Belanda sebagai museum


Dalam pelaksanaannya, ia menjabarkan, IHA telah melakukan peningkatan kompetensi pemandu sejarah, merenovasi bangunan menjadi lebih bernilai estetika sekaligus aman dan nyaman, hingga pembaruan kuratorial dan benda koleksi diberbagai museum yang ada di bawah kewenangan lembaga itu.

Bahkan IHA juga melakukan penataan ulang ruang pamer benda peninggalan sejarah sehingga lebih representatif, dan memasifkan penyelenggaraan pameran yang mengandung unsur edukasi di museum dan situs cagar budaya.

Meski belum mencapai tahap yang sempurna tapi, menurutnya, semua ini membuktikan pendekatan 3R memiliki dampak positif setelah merubah museum dari sebatas situs warisan menjadi ruang komunal yang interaktif dan dinamis.

Zamrud pun berharap, hasil dari transformasi ini juga mampu meningkatkan wawasan apresiasi publik khususnya pelajar dan mahasiswa hingga mampu lebih menghargai karya seni, kebudayaan, nilai sejarah bangsa ini yang melekat di dalamnya.

Baca juga: Menyingkap masa silam Suku Asmat lewat museum etnografi
Baca juga: Museum Mulawarman, narator hidup sejarah dan budaya Kaltim
Baca juga: Museum Pusat TNI AL "Jalesveva Jayamahe" resmi dibuka di Surabaya


Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024