Jakarta (ANTARA) - PT Unilever Indonesia Tbk berkolaborasi dengan Masjid Istiqlal dalam rangka kampanye pilah sampah untuk kebutuhan daur ulang sekaligus menghindari penumpukan di tempat pembuangan akhir (TPA).

"Meningkatnya aktivitas jamaah di bulan Ramadhan berpotensi menimbulkan banyaknya volume sampah di sekitar Masjid Istiqlal. Apabila sampah-sampah tidak dipilah dan dikelola maka hanya akan dikirimkan ke TPA," kata Corporate Secretary and Director of Sustainability & Corporate Affairs Unilever Indonesia, Nurdiana Darus di Jakarta, Rabu.

Nurdiana mengatakan, Bulan Suci Ramadhan adalah momentum yang baik untuk meningkatkan ibadah kepada Yang Maha Kuasa, meningkatkan hubungan baik kepada sesama manusia, dan juga kepada lingkungan sekitar.

Menurut dia, masjid seakan menjadi rumah ke dua bagi masyarakat untuk beribadah dan melakukan aktivitas lainnya sehingga turut meningkatkan potensi adanya sampah.

Baca juga: KLHK gandeng tokoh lintas agama kelola sampah di rumah ibadah

Baca juga: Greenhope gandeng UMKM-Istiqlal bentuk ekosistem pengelolaan sampah


Oleh karena itu, Unilever bersama Pengurus Masjid Istiqlal bersinergi untuk mengkampanyekan kegiatan pilah sampah untuk selanjutnya di daur ulang untuk memberikan nilai tambah ekonomi dan juga turut merawat ekologi.

"Sampah yang terpilah untuk proses selanjutnya itu ada 300 kilogram per hari. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengolah sampah dengan baik," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Bidang Riayah Badan Pengelola Masjid Istiqlal, Her Pramtama mengatakan bahwa selama bulan Ramadhan terdapat peningkatan jumlah jamaah maupun kunjungan lainnya.

Adapun pada hari biasa Senin hingga Kamis terdapat sekitar 4.000 jamaah per hari berkunjung ke Masjid Istiqlal. Sementara hari Jumat, Sabtu, dan Minggu jumlah pengunjung mencapai 8.000 orang per hari.

Sedangkan pada bulan Ramadhan di hari Senin sampai Kamis biasanya terdapat 8.000 kunjungan per hari. Kemudian pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu mencapai belasan ribu orang per hari.

Dengan demikian, dapat dibayangkan timbunan sampah dari berbagai bungkus makanan dan minuman, plastik bekas penyimpanan alas kaki, dan lainnya.

Oleh karena itu ia mengapresiasi upaya Unilever dalam membantu edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya serta memilah sampah.

"Banyak instansi pemerintah atau sektor swasta menyumbang tong sampah. Yang kami butuhkan di Masjid Istiqlal adalah edukasi kepada jamaah atau masyarakat untuk mau memilah sampah," katanya.

Her Pramtama mengatakan, pada delapan hari pertama bulan Ramadhan berhasil memilah sampah sebanyak 2,5 ton.

Menurut dia, sampah kertas atau botol plastik bekas dapat digunakan kembali menjadi kemasan baru dengan cara didaur ulang sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Ia berharap, kegiatan edukasi untuk meningkatkan kesadaran memilah sampah dapat terus meluas sehingga upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan tetap terjaga.

"Mungkin jumlahnya masih sedikit saat ini, tetapi ini adalah langkah besar di era modern yang sesuai ajaran Islam bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman," ujarnya.

Baca juga: Unilever tingkatkan pemrosesan sampah plastik di atas 62,3 ton

Baca juga: Sampah Masjid Istiqlal sampai satu ton per hari saat Ramadhan

Baca juga: Gerakan #GenerasiPilahPlastik ajak masyarakat sadar memilah sampah

 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024