Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta mengakui bisnis sektor ritel dan makanan selama Ramadhan bergeliat sehingga diperkirakan tumbuh hingga 20 persen dibanding hari biasa.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, utamanya sebelum pandemi COVID-19, sektor ritel mengalami peningkatan bisnis paling besar di Ramadhan ini," kata Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Diana Dewi saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, pada Ramadhan 1445 Hijriah, ada beberapa sektor yang diuntungkan terutama pada sektor barang primer (non cyclical) seperti makanan dan barang bukan primer (consumer cyclical) seperti tekstil.

Kedua sektor tersebut, terutama ritel dan makanan, kata Diana, menjadi yang paling bergeliat pada Ramadhan, bahkan ia memperkirakan terjadi lonjakan mencapai 15-20 persen bila dibandingkan hari biasa.

"Bisnis ritel yang banyak dihuni oleh para pelaku UMKM mendapatkan untung, seperti jajanan di pasar dadakan yang muncul sepanjang sebulan penuh di Ramadhan," katanya. 

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta himpun 50 mitra untuk dukung program sembako murah

Diana menambahkan, untuk Ramadhan tahun ini, kalau saja bisa menyamai pendapatan sebelum pandemi, maka hal itu sudah luar biasa.

Apalagi, kata Diana, saat ini ada kecenderungan daya beli masyarakat melorot bila dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.

"Kami akan melihat di akhir puasa nanti, sejauh mana geliat pendapatan sektor-sektor ritel dan UMKM," katanya.

Kadin DKI Jakarta berharap momentum Ramadhan ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, baik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) maupun sektor ritel.

Namun, dari sisi harga haruslah diperhatikan sehingga terjadi persaingan yang sehat.

Baca juga: PHRI DKI prediksi okupansi hotel selama Ramadhan turun 25 persen

"Kami mengimbau agar para pelaku usaha baik UMKM maupun sektor-sektor ritel bisa bersaing secara sehat sehingga dagangannya bisa menjadi berkah," katanya.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024