Jakarta (ANTARA) - Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Muliaman D Hadad menyatakan ekosistem bisnis menjadi perhatian besar dari berbagai kalangan karena memiliki proposisi nilai yang jelas.

"(Ekosistem itu adaah) suatu jaringan yang terdiri dari berbagai entitas dan elemen, termasuk perusahaan, pemasok, mitra bisnis, pelanggan, pesaing, regulator, dan faktor-faktor lain, yang berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain dalam menciptakan lingkungan bisnis yang dinamis dan berkelanjutan," katanya dalam webinar edukasi "Keuangan Syariah: Strategi Mengakselerasi Pangsa Pasar Keuangan Syariah" di Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan itu, ia menyampaikan beberapa poin hasil penelitian dari lembaga riset McKinsey & Company terkait berbagai manfaat dari ekosistem bisnis.

Pertama, membangun ekosistem di sektor yang saling melengkapi merupakan target penting dari pertumbuhan bisnis.

Selanjutnya, sektor-sektor di dalam ekosistem mampu secara cepat dikembangkan dengan potensi risiko lebih rendah dibandingkan fokus pada satu sektor secara terpisah (stand alone).

Misalnya, jika terdapat usaha mikro dan kecil (UMK) yang masuk ke dalam ekosistem bisnis tertentu, maka akan hanya memiliki risiko lebih rendah karena ekosistem, misalnya, menjamin adanya off-taker (pemasok kebutuhan industri), akses pasar, hingga menyediakan platform digital, sehingga secara keseluruhan, UMM-UMK yang masuk ke dalam ekosistem memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan yang berdiri sendiri.

"Bank kalau ragu-ragu ingin memberikan pembiayaan kepada UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), mungkin bisa mendorong agar UMKM itu masuk di dalam ekosistem dulu agar kemudian risiko pembiayaannya bisa di-manage. Karena, di dalam ekosistem yang efektif, open looping (menerima dana dari pihak luar untuk membiayai bisnis) atau closed looping (hanya menggunakan dana internal) itu berjalan secara baik, dan tentu saja akan mempengaruhi kemampuan membayar, dan lain sebagainya," ungkap dia.

Contoh lainnya adalah ekosistem haji yang disediakan oleh bank syariah tertentu melibatkan maskapai penerbangan, akomodasi hotel, hingga penyedia jasa iuran haji atau bayar umroh.

Lebih lanjut, Mckinsey juga mencatatkan bahwa 10-15 persen perusahaan incumbent berhasil meningkatkan pendapatan noninti dari ekosistem yang telah diciptakan oleh mereka. Artinya, perusahaan-perusahaan yang berada di dalam suatu ekosistem memiliki kinerja lebih baik dibandingkan di luar ekosistem bisnis.

Pada tahun 2030, diperkirakan ekonomi yang terintegrasi (network economy) menciptakan values sampai 100 triliun dolar Amerika Serikat (AS).

Potensi tersebut seiring dengan manfaat nyata yang diperoleh dari pembangunan ekosistem dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini disebabkan ekosistem memberikan pengalaman customer experience (pengalaman konsumen) lebih baik karena menyediakan banyak layanan.

Sejumlah layanan tersebut dinyatakan dapat meningkatkan pangsa pasar karena mampu melengkapi produk dan layanan (products and services), memberikan layanan terintegrasi (integrated solutions), menciptakan produk yang dapat menambah nilai (create value-added bundle solution), lalu setiap anggota dari ekosistem tertentu bisa memanfaatkan integrasi data (data integration) seperti big data atau manajemen data.

Selain itu ialah bisa melakukan promosi silang (cross promotion) dan pemasaran referral (referrals), memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa dan tanpa hambatan (seamless exceptional experience customers), membangun target pemasaran yang menggambarkan berbagai manfaat dan nilai ekosistem (value of ecosystem) secara keseluruhan, serta dapat mempertahankan loyalitas pelanggan.

Menurut dia, ada beberapa pihak yang bisa memimpin inisiasi pembangunan ekosistem bisnis. Mulai dari para pemilik perusahaan, asosiasi atau konsorsium seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, lalu regulator seperti Bank Indonesia (BI) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sebagai contoh, BI melakukan binaan terhadap berbagai macam UMKM, lalu lembaga itu membuka akses pasar ke luar negeri, memberikan pengembangan kapasitas (capacity building), hingga mencari bank lain untuk bisa membiayai UMKM tersebut.

Kemudian, pihak-pihak lain yang bisa memimpin pembangunan ekosistem ialah penyedia platform teknologi, perusahaan-perusahaan pemain kunci industri seperti Indofood (PT Indofood Sukses Makmur), hingga institusi finansial.

Bagi Muliaman, institusi finansial bisa menyediakan pembiayaan atau menawarkan produk-produk dana maupun pelengkap.

"Tantangan bagi lembaga-lembaga keuangan Islam (syariah), kalau bisa diupayakan, tidak hanya sekedar menawarkan produk-produk dasar, tapi produk-produk pelengkap yang akan memperkuat ekosistem kalau tujuannya membangun ekosistem. Intinya adalah bank syariah bisa juga bertindak menjadi leader ataupun bagian dari ekosistem dalam konteks kalau dia join dalam satu ekosistem. Nah, ini yang mempercepat pertumbuhan, dan ini sudah terbukti dilakukan di beberapa tempat," ujarnya.

Baca juga: Komut BSI harap ada kebangkitan baru industri keuangan syariah
Baca juga: BSI ungkap lima agenda mendesak kembangkan industri keuangan syariah
Baca juga: Dirut BSI sebut pihaknya sedang siapkan kantor cabang di Jeddah


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024