Semarang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana memastikan bahwa empat titik tanggul Sungai Wulan di Kabupaten Demak yang sempat jebol berhasil ditutup dan saat ini masih dalam proses penguatan.

"Saat ini sudah ditutup, dan bisa dikatakan tinggal penguatan saja," katanya usai mendampingi Presiden RI Joko Widodo saat melakukan tinjauan kondisi setelah banjir di Kabupaten Demak, Jumat.

Baca juga: Tanggul kiri Sungai Wulan Demak yang jebol berhasil ditutup

Selama proses penguatan tanggul, kata dia, teknologi modifikasi cuaca (TMC) sebagai upaya rekayasa cuaca tetap akan dilakukan untuk mengantisipasi agar intensitas hujan tidak tinggi.

Ia mengatakan telah berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai kelanjutan operasi TMC.

"Untuk pelaksanaan rekayasa cuaca, akan dilaksanakan sampai tanggul ini betul-betul siap, dan tanggul ini sudah betul-betul diperkuat. Setelah itu baru  rekayasa cuacanya dicabut," katanya.

Nana menilai upaya rekayasa cuaca yang berhasil dilaksanakan beberapa hari ini mampu membantu mengurangi debit air di wilayah terdampak banjir, sehingga penyedotan air di wilayah banjir juga optimal.

Sebelumnya, Nana meminta seluruh tanggul sungai di wilayah Jateng untuk dievaluasi seiring dengan terjadinya banjir di sejumlah daerah, seperti Demak dan Jepara.

Berdasarkan data kejadian banjir dalam sepuluh hari terakhir di Jateng, salah satu penyebabnya adalah jebolnya tanggul sungai atau bendungan, seperti banjir di Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Demak, dan Jepara.

Baca juga: Presiden Jokowi: Penutupan tanggul jebol di Demak rampung besok

Baca juga: BNPB: Jebolnya enam tanggul sungai perparah banjir di Demak


Apalagi, berdasarkan informasi dari BMKG bahwa kondisi cuaca di Jateng selama sepekan ke depan diperkirakan masih berpotensi terjadinya hujan ekstrem atau dengan intensitas tinggi.

Karena itu, Nana meminta seluruh tanggul sungai yang ada di Jateng dievaluasi sebagai langkah antisipasi tanggul jebol akibat tidak kuat menahan debit air yang tinggi.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024