Bogor (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat bersama budayawan dan pengusaha mengkampanyekan penggunaan Totopong atau iket kepala terbuat dari kain khas Sunda pada peringatan hari Sumpah Pemuda, yang dicanangkan di Rumah Makan AA, Senin.

"Kami sengaja memilih hari pencanangan pada momen Sumpah Pemuda, agar mengajak seluruh pemuda menghargai budaya dan melestarikannya," kata Hasan pemilik rumah makan AA.

Pencangan penggunaan Totopong di hari Sumpah Pemuda ini dihadiri Wakil Wali Kota terpilih Usmar Hariman, disaksikan Plh Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kota Bogor R Susilowati dan Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Shahlan Rasyidi serta sejumlah budayawan.

Hasan menyebutkan, penggunaan Totopong diberlakukan setiap hari Kamis, pegawai rumah makan juga menggunakan Totopong lengkap dengan baju batik.

Menurut Hasan, Totopong merupakan ciri khas budaya Sunda. Totopong merupakan iket kepala yang terbuat dari bahan batik.

"Batik Indonesia ini sudah diakui oleh UNESCO. Jadi, sangat tepat apabila penggunaan iket kepala dari kain batik dan pakaian batik terus dibudayakan," ujarnya.

Selain menggunakan Totopong dan baju batik, pada hari Kamis tersebut pekerja restoran juga akan melayani pembeli menggunakan bahasa Sunda.

"Jadi setiap hari Kamis menggunakan Totopong dan baju batik serta berbahasa sunda, ketika melayani pembeli seperti ucapan Wilujeng Sumping atau Selamat Datang, Mangga Calik artinya silahkan duduk, dan Bade mesen naon atau mau pesen apa," kata Hasan.

Hasan menambahkan, penggunaan Totopong akan terus dibudayakan dalam hari-hari tertentu di Kota Bogor, seperti dalam peringatan Hari Jadi Bogor, dan juga Hari Batik yang setiap tahun diperingati di seluruh Indonesia.

"Kita berharap, ciri khas yang kami miliki akan lebih banyak lagi menarik pengunjung datang ke rumah makan kami," kata dia.

Wakil Wali Kota Bogor terpilih Usmar Hariman mengapresiasi upaya Rumah Makan AA untuk mencanangkan dan membudayakan budaya Sunda dengan menggunakan Totopong dan batik di rumah makan tersebut.

"Kita berharap rumah makan lainnya bisa mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Rumah Makan AA," kata Usmar.

Usmar menyebutkan, pihaknya bersama Wali Kota Bogor terpilih sangat konsen terhadap pelestarian budaya di Bogor.

Menurutnya, penggunaan bahasa sunda yang kini mulai ditinggalkan oleh warga Kota Bogor selayaknya disosialisasikan terus kepada masyarakat.

Usmar berkomitmen akan mendorong pemakaian totopong lebih luas, misalnya ke sopir angkutan umum dan pegawai negeri sipil. Dan diharapkan warga Bogor tidak malu memakai Totopong dalam aktivitas sehari-hari.

"Aksesori ini unik dan nyaman di kepala. Saat fashion dunia mencoba kembali ke budaya lokal, kenapa kita tidak mendahuluinya," ujar Usmar.

Usmar menambahkan, pemakaian Totopong secara luas di masyarakat, diharapkan menjadi daya tarik kuat Kota Bogor dalam hal kebudayaan dan pariwisata. Kota Hujan merupakan salah satu tujuan wisata kuliner dan sejarah mengingat lokasi merupakan ibukota Kerajaan Pakuan, Kerajaan Padjadjaran, bahkan ibu kota Hindia-Belanda saat bernama Buitenzorg sehingga dipastikan lebih tua dari pada Batavia (Jakarta).

Sejalan dengan Usmar, Plh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor R. Susilowati, menyatakan, Pemerintah Kota Bogor mendukung gagasan para budayawan di Kota Bogor yang terus menggaungkan budaya sunda.

"Penggunaan pakaian sunda di Provinsi Jawa Barat sudah mulai dikenakan setiap hari Jum`at. Kita berharap kedepannya di Kota Bogor juga bisa dilakukan," ujar Suci.
(KR-LR/E001)

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013