Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa pemerintah memfasilitasi change source bagi industri farmasi guna mendukung kemandirian farmasi nasional.

"Pemerintah memberikan fasilitasi chain source untuk meningkatkan kebutuhan bahan baku obat dalam negeri, 7 bahan baku obat difasilitasi dengan change source, 41 total industri formasi difasilitasi dengan chain source tersebut," ujar Dante dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI yang disiarkan di kanal YouTube TVR Parlemen di Jakarta, Senin.

Dante menjelaskan, change source tersebut diberlakukan untuk obat-obat yang wajib bio-equivalent yang paling banyak dibutuhkan di Indonesia.

Adapun change source adalah langkah dari Kementerian tersebut untuk memprioritaskan produk dalam negeri dalam produksi bahan baku obat.

Dalam kesempatan itu, dia juga menjelaskan sejumlah capaian lain dalam ketahanan kesehatan nasional, seperti kemandirian obat, vaksin, dan alat kesehatan, per 2023. Menurutnya, delapan dari 10 bahan baku obat sudah diproduksi, 10 dari 14 antigen vaksin program sudah dijalankan, dan enam dari 10 produk biologi telah diproduksi.

"Kemudian delapan dari 10 alat kesehatan terbesar telah diproduksi di Indonesia, sedangkan satu pengembangan CT scan dan MRI sedang dalam proses di dalam blueprint di beberapa waktu yang akan datang," ujarnya.

Baca juga: Wamenkes: Sembilan target di RPJMN 2020-2024 sudah tercapai

Dante menambahkan, selain obat-obat kimiawi, saat ini mereka juga mengembangkan mengembangkan bahan baku obat fitofarmaka di dalam negeri. Adapun fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alami yang pembuatannya terstandarkan dan memenuhi kriteria ilmiah.

"Ada 22 obat fitofarmaka yang sudah dalam proses penilaian evaluasi ilmiah melalui uji praklinik dan uji klinik," dia menuturkan.

Selain dalam industri farmasi dan peralatan, kata dia, Kementerian Kesehatan juga mengembangkan ketahanan kesehatan di bidang sumber daya manusia, salah satunya dengan membentuk tenaga cadangan kesehatan.

"Dan tenaga cadangan kesehatan ini bisa kami sampaikan adalah satu-satunya program tenaga cadangan kesehatan yang ada di Asia Tenggara," katanya.

Dia menjelaskan bahwa mereka telah merekrut tenaga cadangan kesehatan tersebut. Sehingga, ujarnya, ketika ada bencana, baik bencana alam maupun non-alam, mereka segera dikirim ke tempat-tempat tersebut.

"Misalnya banjir, akan dikirim dokter penyakit dalam dahulu. Misalnya gempa, akan dikirim dokter ortopedi dahulu pada minggu pertama, minggu kedua akan dikirim berkaitan dengan penyakit yang dominan di daerah bencana tersebut untuk penyakit penular dan sebagainya," katanya.

Baca juga: Wamenkes: Pasien diabetes tetap bisa puasa asal atur waktu minum obat
Baca juga: Wamenkes sebut akar masalah obesitas pada anak adalah keluarga

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024