Jakarta (ANTARA) -
Komisi Nasional Disabilitas (KND) menegaskan sedikitnya aduan yang masuk bukan berarti sedikit pula jumlah kasus diskriminasi yang dialami oleh para penyandang disabilitas, khususnya dalam aspek pemenuhan hak pendidikan.
 
Ketua Komisioner Komisi Nasional Disabilitas, Dante Rigmalia menerangkan sedikitnya laporan kasus diskriminasi itu kerap kali dikarenakan minimnya informasi serta akses penyandang disabilitas terhadap layanan pengaduan.

Baca juga: KND: Stigma negatif tingkatkan diskriminasi pada pekerja disabilitas
 
“Kalau dilihat dari angka, itu belum banyak, tapi bukan berarti ini sedikit, bukan berarti ini baik-baik saja ya. Nah, permasalahannya adalah penyandang disabilitas dan keluarganya seringkali tidak tahu kanal kalau mau mengadu itu kemana,” kata Dante di Jakarta, Senin.
 
Ia mencontohkan salah satu diskriminasi yang sering dialami penyandang disabilitas dalam dunia pendidikan ialah penolakan untuk mengikuti kelas, karena dianggap mengganggu dan menjadi beban.
 
Dalam beberapa kasus, para penyandang disabilitas, bahkan diperbolehkan mengikuti kelas, namun tidak diperbolehkan atau bahkan dianggap curang ketika menggunakan alat bantu, seperti penerjemah (transcriber)
 
“Beberapa ada yang ditolak, tidak diizinkan masuk kelas, karena dianggap mengganggu. Ada yang diterima di perguruan tinggi, tapi kemudian ditolak penggunaan alat bantunya, misalnya ketika dia menggunakan transcribe atau alat seperti saya gunakan ini, jadi ada caption di handphone pada saat orang ngomong atau guru mengajar lantas dianggap curang, sehingga didiskriminasi oleh dosennya, padahal dia bukan main handphone,” ujarnya.

Baca juga: Mensos serukan perangi diskriminasi penyandang disabilitas

Baca juga: Mensos serukan perangi diskriminasi penyandang disabilitas
 
Oleh karena itu, pihaknya terus mensosialisasikan nomor aduan yang dapat dihubungi oleh para penyandang disabilitas ketika mendapatkan tindakan diskriminasi, baik verbal maupun non-verbal.
 
Selain itu, Komisi Nasional Disabilitas juga gencar memberikan advokasi dan edukasi kepada para tenaga pendidik serta pengajar mengenai ragam disabilitas dan hambatan fisik maupun lingkungan yang dialami para penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat memberikan partisipasi bermakna, karena adanya layanan afirmasi, aksesibilitas dan akomodasi yang layak untuk mereka.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024