Jakarta (ANTARA) - Dokter dari Rumah Sakit Persahabatan Dr. dr. Heidy Agustin mengatakan, tuberkulosis, selain penyakit-penyakit seperti pneumonia, infeksi, dapat menyebabkan penumpukan cairan pada paru-paru.

"Jadi normal manusia itu ada cairan diproduksi untuk pelumas paru-paru kita untuk berkembang kempis ya. Tapi pada orang yang dengan TB, pleuritis, namanya kita bilang ini pleuritis TB, atau efusi pleura tadi, cairan saluran keluarannya itu tersumbat oleh kuman TB," kata Heidy dalam "Pengobatan TB Kebal Obat, Apakah Bisa Disembuhkan?" yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut dia sampaikan sebagai respons dari pertanyaan mengenai pengobatan bagi penderita TB yang memiliki cairan di paru-paru.

Dia menjelaskan, kuman TB yang ada di tubuh berkumpul hingga akhirnya menyebabkan sumbatan di paru-paru, sehingga cairan yang diproduksi tubuh tidak dapat keluar.

Terlebih lagi, ujarnya, tubuh yang melihat TB sebagai infeksi memberikan respons berupa produksi cairan untuk membunuh kumannya. Akan tetapi, karena jalurnya tersumbat, maka cairan tersebut tidak ke mana-mana.

Baca juga: Lingkungan padat penduduk lebih berisiko menularkan TB

Baca juga: Dinkes DKI ingatkan warga yang alami gejala TBC untuk periksa diri


"Jadi pada pasien-pasien dengan efusi pleura atau cairan, biasanya kita keluarkan. Bisa sampai banyak, bisa sampai satu paru itu kurang lebih bisa sampai dua ribuan, dua ribu cc, atau dua liter bisa," katanya.

Bahkan, katanya, cairannya dapat mencapai tiga liter.

Namun, katanya, perlu ada pemeriksaan lebih lanjut agar tidak salah diagnosis, serta mengetahui apakah penyumbatan tersebut disebabkan oleh tuberkulosis atau bukan, dan jenis TB yang menyebabkan apabila benar disebabkan bakteri itu.

Adapun jenis-jenis TB yang dapat menyebabkan itu, ujarnya, contohnya adalah TBMDR, yaitu tuberkulosis resisten obat (TBRO) yang disertai dengan kekebalan terhadap salah satu dari obat golongan fluoroquinolone dan salah satu dari injeksi Obat Antituberkulosis (OAT) lini dua, seperti Capreomycin, Kanamycin, dan Amikacin.

Dia juga menjelaskan, TBRO adalah suatu penyakit TB yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sudah mengalami resistensi atau kebal terhadap obat anti-tuberculosis yang sedang digunakan. Terdapat berbagai jenis resistensi pada TBRO, salah satunya TBMDR.

Dalam kesempatan itu, dia menyebutkan bahwa tuberkulosis dapat menyerang bagian tubuh lain juga, seperti kelenjar, tulang, bahkan TB meningitis di otak.

Baca juga: Dokter minta semua pihak beri perhatian serius pada penanggulangan TB

Baca juga: Pakar: Tuberkulosis dapat dicegah dan diobati dengan terapi pencegahan

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024