Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dr. Arifianto, Sp.A(K) mengatakan lingkungan dengan jumlah penduduk padat memiliki risiko tinggi dalam penularan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebabkan penyakit tuberkulosis (TB).

"(Lingkungan) yang disukai TB itu adalah yang sangat padat penduduk ya terutama di area yang satu rumah (luasnya) cuma beberapa meter tapi orangnya banyak," kata Arifianto dalam sebuah sesi diskusi daring yang digelar pada Selasa.

Dokter yang berpraktik di RSUD Pasar Rebo ini menjelaskan risiko penularan TB juga semakin tinggi apabila tinggal di lingkungan yang tidak sehat misalnya di tempat itu terdapat perokok.

Baca juga: Penderita TBC rentan alami gangguan kesehatan mental dari lingkungan

Meskipun rokok tidak dapat menyebabkan TB, katanya, kondisi orang yang terinfeksi TB akan semakin parah apabila menghirup asap rokok.

Di sisi lain, Arifianto menekankan penularan TB juga bisa terjadi di lingkungan yang tidak terlalu padat serta terjaga kebersihannya apabila dalam lingkungan tersebut terdapat orang yang terinfeksi TB.

"Misalnya dia tinggal cuma berdua atau bertiga di rumah yang ukurannya besar tapi satu orang positif, dia sakit dan dia kontak erat sama orang lain tetap orang ini bisa tertular," ujar Arifianto.

Baca juga: USAID dukung riset resimen pengobatan untuk tangani TB pada anak

Menurutnya, kontak erat dengan orang yang tertular merupakan kunci dari penyebaran penyakit tuberkulosis. Oleh karena itu, dia mendorong upaya pemutusan rantai penularan guna mencegah penyebaran penyakit tuberkulosis.

"Kalau ketemu satu pasien TB jangan cuma ngobatin dia aja, langsung investigasi kontak. Anak ini tinggal sama siapa, orang dewasa ini tinggal sama siapa, semua orang harus dites di-screening sakit TB atau enggak dan harus benar-benar diobati," ucapnya.

Baca juga: Perlu kedisiplinan dari penderita TBC di lingkungan kerja

Arifianto juga menganjurkan untuk menjaga pencahayaan dari sinar matahari dan sirkulasi rumah dalam kondisi yang baik karena dapat membantu membasmi bakteri Mycobacterium tuberculosis.

"Sirkulasi udara, pencahayaan penting sekali karena bakteri itu bisa bertahan di lingkungan luar. Tapi dengan adanya sirkulasi yang baik paparan matahari yang cukup itu akan mempercepat mematikan si bakteri tuberculosis," kata Arifianto.

Baca juga: Pakar: Tuberkulosis dapat dicegah dan diobati dengan terapi pencegahan

Baca juga: Dokter minta semua pihak beri perhatian serius pada penanggulangan TB

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024