jalur yang menantang membuat kendaraan yang mengangkut bantuan tidak bisa bergerak dengan cepat
Gresik (ANTARA) -
Komunitas relawan Gusdurian Peduli menilai sejumlah lokasi pengungsian di dua kecamatan yakni Dusun Dedawang, Desa Jati Dawang, Kecamatan Tambak dan Dusun Rabe, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura masih minim bantuan, terutama sembako.

Salah satu relawan Gusdurian Peduli Kristian Wibowo dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Sabtu malam, mengatakan tidak hanya minim bantuan sembako, namun warga terdampak di dua wilayah itu juga mengaku kekurangan terpal untuk dinding tenda.
 
"Akibatnya, bila terjadi hujan, air menggenangi alas tenda dan bantuan selimut, obat nyamuk juga masih kurang. Saat ini, penyakit seperti demam, flu, dan batuk pilek juga mulai menyerang mereka," ucapnya.
 
Sedangkan untuk masalah air, kata Kristian, warga terdampak di pengungsian menggunakan sumber untuk kebutuhan mandi, minum, dan lain sebagainya.
 
"Tapi, setelah gempa kemarin, kebanyakan dari mereka masih trauma untuk mandi atau buang air besar (BAB) di rumahnya. Jadi, sebagian ada yang mandi dan BAB di sungai," katanya.

Baca juga: Bupati Gresik ucapkan terima kasih bantuan TNI AL bagi warga Bawean
Baca juga: Pj Gubernur Jatim prioritaskan pemenuhan kebutuhan dasar korban gempa
 
Oleh karena itu, pihaknya masih terus mendampingi para penyintas gempa serta menyalurkan bantuan untuk kebutuhan masyarakat Bawean.
 
Sementara itu, Ketua Gusdurian Peduli Aak Abdullah Al-Kudus mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggandeng relawan lokal untuk upaya mempercepat pendistribusian bantuan kepada ribuan warga terdampak gempa Bawean.
 
Menurut Gus Aak, sapaan akrabnya, upaya tersebut dilakukan karena untuk mendistribusikan bantuan ke lokasi terdampak, khususnya di Pulau Bawean, tidaklah mudah.
 
"Sebagai pulau kecil, para relawan memiliki kesulitan untuk menyalurkan bantuan ke Pulau Bawean. Sebab, jalur yang menantang membuat kendaraan yang mengangkut bantuan tidak bisa bergerak dengan cepat," ujarnya.
 
Untuk itu, lanjutnya, sebagai respon cepat membantu warga terdampak, telah bekerja sama dengan relawan lokal dan lembaga-lembaga terkait untuk segera mungkin mendistribusikan bantuan.
 
Beberapa lembaga yang terlibat dalam respon gempa Bawean antara lain, yaitu PCNU Bawean, LAZISNU, Banser, Ansor Bawean, Gusdurian Gresik, Gusdurian Tuban, Karina Keuskupan Surabaya, dan PSMB UPN Veteran Yogyakarta.
 
"Relawan lokal berperan besar membantu distribusi bantuan kepada warga terdampak. Insya Allah, Gusdurian Peduli bisa melakukan respon lebih cepat dan efektif," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Brand Ambassador Gusdurian Peduli Inayah Wahid mengatakan setelah melihat dampak gempa Bawean yang besar, pihaknya mengajak masyarakat Indonesia untuk bahu membahu membantu ribuan warga terdampak.
 
”Mengingat dampak yang begitu besar, gempa Pulau Bawean perlu mendapat penanganan serius. Sebagai bagian dari masyarakat, kita harus bahu-membahu sebab ini membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit,” ujarnya.
 
Saat ini, Gusdurian Peduli bekerja sama dengan relawan lokal di Pulau Bawean masih terus menyalurkan bantuan kepada warga terdampak gempa Bawean agar kebutuhan dasar mereka terpenuhi.
 
Untuk turut serta membantu warga terdampak gempa Bawean, masyarakat dapat menyalurkan bantuannya lewat Gusdurian Peduli melalui rekening BCA 8610603999 a/n Yayasan Jaringan Gusdurian Peduli.
 
Untuk mempermudah pendataan, setiap bantuan yang disalurkan ke rekening Gusdurian Peduli diharapkan untuk menambah kode 22 di akhir nominal. Misalnya, Rp500.022,00.
 
Selain itu, Gusdurian Peduli juga membuka galang dana lewat platform Kitabisa.com. Masyarakat yang ingin berdonasi dapat mengunjungi link galang dana untuk gempa Bawean di kitabisa.com/gdpedulibawean.

Baca juga: Tim gabungan BPBD dirikan tenda akibat gempa susulan di Pulau Bawean
Baca juga: Perpustakaan Boneka Surabaya hibur anak-anak terdampak gempa Bawean
Baca juga: Badan Geologi minta warga tak panik terkait fenomena Bledug Kramesan

Pewarta: Indra Setiawan/Naufal
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024