Damaskus (ANTARA News) - Dua bom mortir menghantam satu daerah yang dipenuhi orang di jantung Ibu Kota Suriah, Damaskus, menewaskan tiga orang dan melukai sejumlah orang lagi, kata media setempat.

Kedua bom mortir itu mendarat di Daerah Al-Hijas di pusat kota Damaskus pada Rabu, kata laporan tersebut, tanpa memberi perincian lebih lanjut, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.

Dalam satu serangan terpisah pada Rabu, kantor berita resmi Suriah, SANA, menyatakan empat murid sekolah dasar cedera terkena pecahan bom mortir di Kabupaten Az-Zahara di Damaskus. Ditambahkannya, serangan tersebut juga menimbulkan kerusakan materil.

Sementara itu, pertemuan tiga-pihak antara PBB, Rusia dan Amerika Serikat gagal menetapkan tanggal bagi pembicaraan perdamaian Suriah --yang lama ditunda-- di Jenewa, kata Utusan Khusus Gabungan PBB-Liga Arab untuk Suriah Lakhdar Brahimi, Selasa (5/11).

"Kami mulanya berharap kami akan berada pada posisi bisa mengumumkan satu tanggal pada hari ini. Sayangnya, tidak," kata Brahimi dalam satu taklimat.

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah serangkaian pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov dan Gennady Gatilov, Wakil Menteri Luar Negeri AS Urusan Politik Wendy Sherman, dan delegasi dari tiga lagi anggota tetap Dewan Keamana PBB, serta tetangga Suriah.

"Kami masih berjuang untuk melihat apakah kami dapat menyelenggarakan konferensi tersebut sebelum akhir tahun ini," katanya.

Tujuan konferensi itu --yang dinamakan Jenewa II-- ialah mempertemukan semua pihak dalam konflik Suriah, pemerintah dan oposisi, dan sebelumnya ada harapan tanggal akan bisa ditetapkan pada penghujung November.

Meskipun Damaskus sudah menyampaikan kesediaan untuk memasuki perundingan dengan oposisi dalam pembicaraan tersebut, oposisi dukungan Barat tetap terpecah mengenai keikut-sertaan mereka.

Buthaina Shabaan, Penasehat Media Presiden Suriah Bashar al-Assad, memberitahu stasiun TV RT pada Selasa bahwa "sejak awal Pemerintah Suriah menyatakan akan pergi ke Jenewa tanpa prasyarat".

Pemerintah Suriah sudah menjelaskan bahwa Damaskus mendukung konferensi itu sebagai cara pewujudkan penyelesaian politik bagi konflik lama di negara Arab tersebut tanpa perwalian asing, kata penasehat tersebut.

Dibandingkan dengan kesediaan Pemerintah Suriah, oposisi --sebagaimana dikatakan oleh Brahimi-- menghadapi "waktu yang amat, sangat sulit" dan "berusaha amat, sangat keras untuk bisa siap".

Koalisi Nasional Suriah (SNC), yang didukung Barat dan menjadi kelompok oposisi utama di pengasingan, pada Ahad (3/11) membuat keruh suasana dengan menyatakan SNC takkan menghadiri pembicaraan jika jadwal ketat bagi Bashar untuk meletakkan jabatan tidak ditetapkan.

Dalam satu pertemuan menteri luar negeri Liga Arab di Ibu Kota Mesir, Kairo, Presiden SNC --yang didukung Riyadh-- Ahmad Jarba, dengan tegas mengatakan pada Ahad bahwa kelompoknya juga takkan menghadiri konferensi itu jika Iran diundang.

(C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013